Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Friday, November 11, 2011

PROSPEK PENGEMBANGAN TERNAK AYAM BURAS


Ayam buras adalah ayam jinak yang telah terbiasa hidup ditengah masyarakat. Di daerah yang padat penduduknya seperti pulau Jawa, ayam buras berkeliaran di berbagai tempat dan mampu beradaptasi di berbagai lingkungan dan iklim yang ada. Umumnya ayam itu dipelihara secara ekstensif, bebas berkeliaran di halaman rumah, lapangan, kebun dan tempat-tempat lain di sekitar kampung atau daerah pemukiman manusia. Karena tempat hidup mencari makanan itulah sebabnya namanya disebut ayam kampung.
Ayam buras adalah singkatan dari ayam bukan ras, yaitu semua ayam tidak termasuk ayam ras, seperti ayam hutan, ayam hias, kedu, dan ayam kampung. Istilah ayam buras sebenarnya hanya untuk mengganti nama ayam kampung. Sebab nama ayam kampung menimbulkan kesan yang kurang baik, remeh dan kurang berbudaya. setelah cara pemeliharaan ayam kampung diperbaharui dan ada perhatian dalam budidaya, serta ada arah untuk mengembangkannya komersial, disebutlah ayam kampung itu ayam buras (bukan ras) untuk membedakan dengan ayam ras luar negeri yang sebelumnya telah berkembang menjadi ayam komersial.
Model pengembangan usaha ayam buras merupakan suatu perangkat pengembangan yang dapat diintroduksikan dan dikembangkan oleh petani-peternak di pedesaan. Perangkat tersebut terdiri atas masukan, luaran, hasil, dampak, dan faktor-pendukung. Pengembangan ayam buras terutama diprioritaskan untuk peternakan rakyat, karena teknologinya sederhana, dapat dilaksanakan secara sambilan, mudah dipelihara, cocok untuk skala usaha keluarga di pedesaan, daya adaptasinya tinggi, serta lebih tahan terhadap penyakit dibanding ayam ras. Namun, pengembangan ayam buras pangan dan kecukupan daging pada tahun 2010.
Produktivitas ayam buras beragam, bergantung pada sistem pemeliharaan dan keragaman individu baik produksi telur, pertambahan bobot badan, dan tingkat mortalitas yang tinggi terutama pada DOC dan ayam muda. Pola pemeliharaan ayam buras pada umumnya masih dilakukan secara ekstensif-tradisional, dengan skala pemeliharaan 5−10 ekor/KK dan pemberian pakan seadanya. Pemeliharaan ayam buras secara semiintensif dan intensif, dengan skala kepemilikan lebih dari 50 ekor/KK lebih menguntungkan dibanding pemeliharaan secara tradisional. Ketersediaan dan dukungan teknologi spesifik lokasi, antara lain teknologi perbibitan, pakan, dan pengendalian penyakit, diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas ayam buras.
Untuk meningkatkan efisiensi usahatani ayam buras, sebaiknya pemeliharaannya dilakukan secara semiintensif atau intensif, perbaikan kualitas dan kuantitas pakan, dengan skala pemeliharaan ditingkatkan, vaksinasi ND dan pencegahan penyakit lainnya secara teratur, serta sanitasi kandang dan lingkungan. Sanitasi kandang dan lingkungannya dapat dilakukan dengan desinfeksi dan fumigasi secara teratur untuk mencegah timbulnya penyakit yang dapat merugikan dan menimbulkan mortalitas yang lebih tinggi.
Dibanyak daerah/wilayah keberadaan ayam buras bagaikan tanah yang diinjak, artinya dimana ia tinggal disitu ayam buras dipelihara (Rasyaf, 2001). Hal ini merupakan indikasi bahwa ayam buras memiliki keunggulan antara lain : (1) Ayam buras sangat akrab dengan kehidupan masyarakat. Bahkan sudah terbiasa hidup di lingkungan masyarakat, bahkan sudah terbiasa menerima kehadiran ayam buras, (2) Ayam buras memiliki nilai manfaat yang tinggi bagi manusia, yang dapat dimanfaatkan untuk dipotong maupun dijual sewaktu-waktu oleh pemiliknya, (3) Ayam buras dapat dijadikan tabungan masyarakat bila ada kebutuhan mendesak, sehingga disebut juga tabungan hidup, (4) di banyak daerah masih ada mitos bahwa untuk keperluan hajatan atau keperluan tertentu harus menggunakan ayam buras dengan warna tertentu dan ciri tertentu, (5) Banyak orang memelihara ayam buras sebagai hobi untuk aduan atau keindahan bulu atau suaranya, (6) Ayam buras mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan lebih tahan terhadap serangan penyakit serta mampu beradaptasi dengan makanan yang ada dilingkungannya, (7) Keunggulan ayam buras lainnya, dagingnya lebih disukai oleh masyarakat, walaupun produksi daging dan telurnya tidak terlalu tinggi tetapi harganya mampu bersaing dengan daging dan telur ayam ras yang selalu ayam buras mampu berporduksi dan berkembang.

Ayam buras merupakan sumberdaya dalam negeri yang sudah beradaptasi dengan lingkungan di perdesaan selama berabad-abad. Mengingat populasinya yang cukup tinggi, maka secara nasional ayam buras turut berperan sebagai penyedia protein hewani bagi masyarakat. Ayam buras dipelihara dengan sistem tradisional dengan memanfaatkan sisa makanan dapur dan lainnya di sekitar pekarangan. Hampir setiap rumah tangga petani di perdesaan memiliki ayam buras sebagai tabungan dan hanya mendapat perhatian sedikit dari pemiliknya. Petani yang membutuhkan uang tunai, baik untuk keperluan anak sekolah maupun kebutuhan yang mendesak lainnya, dengan mudah mendapatkannya dengan menjual ayam buras. Dengan sistem pemeliharaan tersebut, maka ayam buras sangat rentan terhadap serangan penyakit, khususnya penyakit tetelo.
Peternakan ayam dewasa ini begitu menarik perhatian dan mendapat prioritas untuk ditingkatkan perkembangannya karena :
1.      Ternak ayam sudah tersebar luas dan merata di seluruh Indonesia dan produk atau hasilnya (telur dan daging) umumnya digemari rakyat.
2.      Peternakan ayam sifatnya Quik Yialding (cepat menghasilkan).
3.      Peternakan ayam dapat diusahakan dengan modal dan tempat yang relatif kecil.
4.      Peternakan ayam dapat didirikan dekat konsumen sebagai sasaran pemasaran.
5.      Produk unggas merupakan sumber protein hewani yang murah ongkos produksinya dibandaingkan oleh ternak unggas.
6.      Dengan bertambahnya hasil pertanian dan hasil bumi lainnya, kelebihan hasil pertanian tersebut beserta hasil ikutannya (yang tidak diperlukan manusia) dapat ditampung oleh ternak unggas.
7.      Kesadaran gizi yang semakin meningkat merupakan kesempatan yang favorable (menguntungkan) bagi perkembangan ternak unggas, ditambah pula dengan daya beli konsumen yang cenderung meningkat.

v  Produksi
Produksi pertanian adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat bekerjanya beberapa faktor produksi yaitu, tanah, modal dan tenaga kerja. Dari pengertian produksi di atas maka dapat disimpulkan bahwa produksi adalah suatu proses kegiatan dari berbagai kombinasi faktor produksi yang dapat menghasilkan barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi tersebut.
Di dalam proses produksi yang berlangsung pada kegiatan peternakan terdapat interaksi antara faktor-faktor produksi (input) bersama sehingga diperoleh hasilan (output). Faktor-faktor produksi yang terlibat di dalam kegiatan peternakan antara lain meliputi tanah, ternak, modal tenaga kerja serta tenaga kerja, sedangkan yang termasuk produksi atau hasilan di dalam kegiatan peternakan meliputi : telur, susu, daging, pupuk kandang dan tenaga kerja ternak .
Untuk mencapai produksi yang diharapkan seorang peternak dituntut untuk mengetahui teknik perencanaan serta pengelolaan usaha ternak, pengetahuan teknis meliputi panca usaha peternakan menurut.
  1. Penggunaan bibit unggul
  2. Pengadaan kandang yang memenuhi syarat (sebagai salah satu usaha perbaikan tatalaksana perawatan/manajemen).
  3. Pengadaan dan pemberian pakan yang bermutu.
  4. Pengendalian dan pengawasan penyakit.
  5. Perbaikan pemasaran hasil usaha.

v  Biaya Produksi
Biaya memegang peranan penting dalam penggunaan keputusan usaha ternak, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu menentukan besarnya harga pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya produksi adalah pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang dinilai dengan uang atau dengan pengertian lain biaya produksi adalah nilai pengeluaran.
Biaya adalah nilai dari semua korbanan (input) ekonomi yang diperlukan yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produksi. Nilai dinyatakan dengan uang, sedangkan korbanan ekonomi merupakan sarana produksi yang habis pakai selama satu kali produksi. Lebih lanjut Makruf menyatakan bahwa beberapa komponen biaya suatu kegiatan usaha ternak yaitu : (1) biaya sarana produksi yang habis pakai, (2) biaya bunga modal, (3) biaya sewa tanah, (4) biaya penyusutan sewa alat-alat produksi tahan lama, (5) biaya tenaga kerja dan (6) biaya lain.
Pendapat lain menyebutkan bahwa, biaya produksi usaha ternak meliputi biaya tidak tetap (Variable cost) yaitu biaya yang digunakan untuk usaha ternak yang mempengaruhi besar kecilnya produksi, dan biaya tetap (Fixed cost) yaitu biaya yang digunakan dalam usaha ternak yang besarnya tidak tergantung pada besarnya produksi yang dihasilkan
Produksi dibedakan menjadi biaya tetap (Fixed cost) dan biaya yang tidak tetap (Variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang dipandang keseluruhan tidak berubah, dan pada dasarnya biaya tetap hanya mempunyai arti dalam waktu pendek, yaitu bila faktor produksi yang digunakan merupakan faktor produksi tetap. Biaya tetap adalah biaya yang dipandang secara keseluruhan besarnya dipengaruhi langsung oleh perubahan jumlah satuan produk yang dihasilkan. Hasil penjumlahan dari biaya tetap dan tidak tetap adalah total biaya.

v  Penerimaan
Salah satu upaya dalam peningkatan produksi ternak ayam Buras adalah penyediaan bahan baku pakan berkualitas, yang sampai saat ini masih mengandalkan impor terutama bungkil kedele, tepung ikan, bahkan jagung sekalipun yang sudah dilakukan swasembada. Usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku pakan adalah mencari alternatif bahan baku yang kualitasnya cukup baik, murah, mudah didapat, serta dapat menekan biaya pakan sehingga mampu meningkatkan efisiensi usaha.

v  Pendapatan
Tujuan akhir dari kegiatan usaha adalah untuk memperoleh hasil yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga atau lebih dikenal dengan pendapatan. Pendapatan petani merupakan keluarga atau lebih dikenal dengan pendapatan. Pendapatan petani merupakan sisa hasil usaha dari penerimaan dikurangi dengan pengeluaran dalam datu kali proses produksi. Pendapatan dapat diartikan sebagai selisih penerimaan dan pengeluaran, penerimaan adalah jumlah dari seluruh hasil produksi dikalikan dengan satuan harganya. Beliau juga menambahkan bahwa, pendapatan yang diperoleh petani meliputi (1)  pendapatan dari pengelolaan, (2) pendapatan dari penggunaan tenaga kerja, (3) pendapatan dari keuntungan usaha, (4) pendapatan keluarga. Jika Pendapatan cukup besar maka usaha tersebut layak secara finansial.


PROSPEK PENGEMBANGAN TERNAK AYAM BURAS Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

4 komentar:

  1. DEPOSIT BISA VIA PULSA XL!

    Cabang Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan paling baik yg menyediakan jasa layanan buat awal akun permainan judi atau taruhan online pada anda di peserta judi online yg berperingkat International, resmi dan terpercaya hanya di Bolazeus.

    Sbg Peserta Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dgn perseroan Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh penundukan Isle of Man pada beroperasi sebagai juru taruhan latihan jasmani sedunia.


    https://bolazeus.info/2018/12/28/situs-agen-taruhan-sabung-ayam-s128-deposit-pulsa-termurah/
    https://bolazeus.info/2018/12/27/link-alternatif-s128-deposit-pulsa-sabung-ayam-online/
    https://bolazeus.info/2018/12/26/panduan-judi-deposit-pulsa-telkomsel-teraman/
    https://bolazeus.info/2018/12/26/cara-memilih-agen-poker-deposit-via-pulsa/

    Atau nonton basket disini :
    nonton basket

    Ayo daftar sekarang di Zeusbola ---> http://104.248.148.252/

    ReplyDelete
  2. Kehebatan Ayam Saigon Ayam Aduan Asal Negara Vietnam
    S128

    ReplyDelete
  3. Info Lengkap Tentang Ayam Aduan Kuncir
    DepoS128

    ReplyDelete