Dinasti
Bani Umayyah mengalami masa kemunduran, ditandai dengan melemahnya sistem
politik dan kekuasaan karena banyak persoalan yang dihadapi para penguasa
dinasti ini. Antaranya adalah masalah politik, ekonomi, dan sebagainya.
Seperti
diketahui bahwa setelah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para Khalifah Bani
Umayyah tidak ada yang dapat diandalkan untuk mengendalikan pemerintahan dan
keamanan dengan baik, selain itu mereka tidak dapat mengatasi pemberontakan di
dalam negeri secara tuntas. Bahkan mereka tidak mampu lagi menjaga keutuhan dan
persatuan di kalangan keluarga Bani Umayyah. Sehingga sering terjadi pertikaian
di dalam rumah tangga istana. Penyebabnya adalah perebutan kekuasaan. Siapa
yang akan menggantikan kedudukan khalifah dan seterusnya.
Bahwa bangkitnya Daulah Abbasiyah bukan saja pergantian Dinasti
(di tinjau dari segi politik), akan tetapi lebih dari itu adalah penggantian
struktur sosial dan ideologi (teologis). Sehingga dapat dikatakan kebangkitan
Daulah Bani Abbasiyah merupakan suatu revolusi Ketika berhasil merebut
kekuasaan, orang Abbasiyah mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep
sejati kekhalifahan, yaitu gagasan
Negara teokrasi, yang menggantikan pemerintahan sekuler (mulk) Dinasti Umayyah.
Sejak awal dibangun gagasan bahwa kekuasaan selamanya hares di pegang oleh
orang Abbasiyah, hingga akhirnya diserahkan kepada Isa sang juru selamat.
kenyataannya perubahan keagamaan tampak lebih nyata; meskipun mempresentasikan
kesalehan dan ketaatan beragama, khalifah Baghdad ternyata sama sekulemya
dengan khalifah Damaskus yang mereka gulingkan. Dalam satu hal terdapat
perbedaan yang sangat mendasar; dinasti Umayyah terdiri atas orang Arab
sementara Dinasti Abbasiyah lebih bersifat intemasional. Karena khawatir terhadap
para pembelot dan para
pendukung Ali di
Kufah, As-saffah membangun
kediamannya, hasyimia (menggunakan nama hasyim, leluhur keluarga itu), di
Anbar. Banghdad kota tetangga Kufah juga dihindari kerena alasan serupa, sehingga
tidak cocok dijadikan sebagai pusat kerajaan. Di ibukota kerajaan yang bare is
dirikan itu, As-saffah meninggal (754 M) karena penyakit cacar air ketika berusia 30-an tahun. Saudaranya yang
juga penerusnya, Abu Ja'far (754 775 M) yang
mendapat julukan Al-Manshur adalah
khalifah terbesar Dinasti Abbasiyah,
meskipun bukan seorang muslim yang shaleh. Dialah sebenarnya bukan As-saffah yang benar-benar membangun dinasti baru itu.Seluruh khalifah yang berjumlah 35 orang berasal
dari garis keturunannya.Pada tahun 762
M Al-Manshur yang membangun kediaman di hasimia
antara Kufah dan Hirah -
meletakkan batu pertama pembangunan ibukota baru -Baghdad - tempat lahimya sebuah kisah petualangan
lengendaris yang dikisahkan oleh syahrazad
dalam "Seribu satu malam". Kota itu merupakan wilayah kuno yang pernah menjadi sebuah desa tempat
tinggal orang Sasaniyah dengan nama yang sama yang berarti "pemberian
Tuhan". Keputusan itu diambil
karena daerah itu merupakan markas militer yang sangat baik.Di samping itu daerah ini dilintasi sungai
Trigis, sehingga bisa berhubungan
dengan Cina, mengeruk hasil laut dan hasil-hasil makanan dari Mesopotamia, Armenia dan daerah sekitarnya. Selain
sungai Trigis di kawasan itu juga
terdapat sungai Erfat yang memungkinkan penduduk di sanamendapatkan hasil bumi Suriah, Raqqah dan daerah
sekitarnya.
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama
Al-Abbas bin Abdul Mutholib, paman Nabi
Muhammad SAW. Pendiriny ialah Abdullah As-
Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Kata As-Saffah pertama kali muncul adalah dalam khutbah ketika penobatannya di Masjid Kufah, khalifah Abbasiyah pertama ini menyebut dirinya As-saffah (penumpah darah) yang kemudian menjadi julukannya. Julukan itu pertanda buruk, karena dinasti yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih mengutamakan kekuatan dalam menjalankan kebijakannya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Islam, di sisi singgasana khalifah tergelar karpet yang di gunakan sebagai tempat eksekusi.As-saffah menjadi pendiri dinasti Arab Islam ketiga - setelah khulafa ar-rasyidin dan Dinasti Ummayyah yang sangat besar dan berusia lama.
Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Kata As-Saffah pertama kali muncul adalah dalam khutbah ketika penobatannya di Masjid Kufah, khalifah Abbasiyah pertama ini menyebut dirinya As-saffah (penumpah darah) yang kemudian menjadi julukannya. Julukan itu pertanda buruk, karena dinasti yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih mengutamakan kekuatan dalam menjalankan kebijakannya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Islam, di sisi singgasana khalifah tergelar karpet yang di gunakan sebagai tempat eksekusi.As-saffah menjadi pendiri dinasti Arab Islam ketiga - setelah khulafa ar-rasyidin dan Dinasti Ummayyah yang sangat besar dan berusia lama.
Dari tahun 132 - 656 H / 750 - 1258 M. Lima
setengah abad lamanya keluarga Abbasiyah
menduduki singgasana khilafah
Islamiyah. Pusat pemerintahannya di kota Baghdad. Setelah
pemerintahan Dinasti Umayyah jatuh,
kekuasaan khilafah jatuh ke tangan Bani Abbas. Berdirinya Dinasti Abbasiyah ini merupakan hasil perjuangan
gerakan politik yang dipimpin oleh Abu al-Abbas yang dibantu oleh kaum Syi'ah
dan orang-orang Persi.Gerakan politik
ini berhasil menjatuhkan Dinasti Umayyah di tahun 750 M. Dalam mempertahankan kekuasaan, sebagaimana Bani
Umayyah, dilakukan dengan cara kekerasan dan intrik-intrik politik. Dinasti
Bani Abbas ditegakkan secara revolusi
di atas sisa-sisa kekuatan Bani Umayyah pads tahun 750 M. Abu al-Abbas al-Saffah memproklamirkan berdirinya kerajaan
Bani Abbas.
Abbasiyah adalah suatu dinasti (bani abbas)
yang mengusai Negara Islam
pads masa klasik dan pertengahan Islam. Negara Islam ketika berada di bawah kekuasaan ini juga disebut dengan daulah
abbasiyah, yang melanjutkan kekausan
daulah Umayyah. Dinamakan daulah abbasiyah karena karena pendiri dan penguasa dinasti ini adalah dari
keturunan bani Abbas., paman Nabi
Muhammad SAW. Pendiri dinasti ini adalah Abbas as-Saffah.Dan zaman keemasan Islam terletak pada kekuasaan dinasti
ini. Sejarah peralihan kakuasaan dari daulah Umayyah pada daulah
Abbasiyah dimulai ketika Bani Hasyim
menunutut kekuasaan Islam berada di tangan mereka karena mereka adalah
Keluarga Nabi Muhammad
SAW yang terdekat. Tuntutan
itusebenarnya sudah sejak lama, tapi baru
menjelma menjadi sebuah gerakan ketika
Bani Umayyah naik takhta dengan mengalahkan Ali Bin Abi Thalib dan bersikap keras keturunan Banff Hasyim.
Propaganda baru mulai terjadi ketiak Umar
Bin Abdul Aziz (717-720) menjafi khalifah bani Umayyah. Stabilitas negara dan
sistem pemerintahan berjalan dengan baik, kesejahteraan dan keadilan begitu merata terhadap daulah dan
rakyatnya. Ketentraman tersbutlah yang memicu Banff Abbas unutk memulai gerakan
yang berbasis di daerah al-Humaymah, yang pad saat itu dipimpin seorang zahid
yang bernama Abdullah bin
Abbas, yang kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama muhammad yang memperluas gerakan untuk meruntuhkan
kekuasaan dari bani umayyah pads
saat itu. Dia menetpakan tiga daerah untuk menjadi pusat gerakannya; (1) al-Humaymah menjadi pusat perencanaan dan
organisasi; (2) Kufah sebagai tempat penghubung;
dan (3)
Khurasan sebagai pusat gerakan
praktis. Setelah wafat Muhammad digantikan oleh anaknya
yang bernama Ibrahim alImam,
yang mengangkat seorang panglima perang yang gagah berani berasal dari Khurasan yang bernama Abu Muslim
Khurasani. Abu Muslim berhasil merebut
Khurasan dan kemudian menyusul kemenangan demi kemenangan, dan
akhirnya Ibrahim al-Imam
ditangkap oleh daulah Umayyah dan dipenjarakan hingga meninggal dunia. Setalah itu Ibrahim
digantikan oleh saudaranya yang
bernama Abu Abbas, yang mengantar peperangan antara pasukan Bani Umayyah dan Bani Abbas di daerah dekat sungai
Zab. Pada pertempuran tersebut Bani Abbas memperoleh
kemenangan dan berlanjut ke Suriah
dan dari sanalah kemenagan demi kemenangan di peroleh pihakpasukan Banff Abbas.
Pada tahun.132 H / 750 M berdirilah Daulah
Abbasiyah dengna Khalifah yang
pertama adalah Abu Abbas as-Saffah. Daulah ini berlangsung cukup lama, hingga tahun 656 H / 1258 M. berdasarkan
perubahan politik dan sosial dan budaya
maka pola pemerintahannya berupa pula, dan para pakar membaginya dalam lima periode :Peride Pertama Walaupun
khalifah yang pertama adalah Abu Abbas, beliau hanya memimpin
dengan relatif sangatr singkat kurang lebih hanya empat tahun saja. Kemudian
daulah ini diteruskan oleh Abu
Ja'far Al-Mansyur, beliaulah yang dengan sekuat tenag amelawan lawan-lawannya
dari Bani Umayyah,
Khawarij, Syia'ah yang merasa dikucilkan
dari kepemerintahan Bani
Abbasiyah. Untuk mengamankan kekuasaanya
maka orang yang dianggap dapat merusak stabilits negara di depak jauh-jauh dari daulah tersebut. Pamannya
sendiri dan Abu Muslim di hukum
mati, untuk mengamankan
posisinya dari para
pesaing. Untuk kepentingan
internal kepemerintahan maka ibukota ke Baghdad pada tahun 767, dan membentuk
lembaga eksekutif dan yudikatif. Dalam lembaga eksekutif dia
mengangkat seorang wazir (menteri) sebagai
koordinator departemen; dia juga
membentuk lembaga protokler negara, sekretaris negara, kepolisisan dan melanjutkan angkatan bersenjata. Dia
menunjuk Abdur Rahman sebagai hakim
pada lembaga kehakiman negara. Jawatan pos yang sudah ada sejak zaman bani umayyah dilanjutkan dengan
tambahan tugas, selain mengatur
jalur surat juga sebgai sarana informasi untuk seluruh wilayah kekuasaan di daerah, sehingga administrasi
kenegaraan dapat berjalan lancar. Para
direktur jawatan pos juga bertugas melaporkan kegiatan gubernur setempat kepada Khalifah.Jawatan wazir kurang lebih selama 50 tahun di
kuasai oleh Baramakih atau
Marmaki, sutau keluarga yang berasal dari Balkh, Persia (Iran).Wazrir yang pertama adalah Khalid Bin Balkh, yang
kemudian digantikan oleh anaknya
yang bernama Yahya Bin Khalid.Yang terakhir ini juga mengangkat anaknya menjadi wazir muda, sedangkan anknya
yang lain Fadhli bin Yahya menjadi Gubernur Persia Barat dan kemudian Khurasan.
Pada masa tersebut .
Persoalan administrasi Negara lebih banyak
ditangani oleh keluarga persia itu. Masuknya
kelurga non Arab ini ke dalam pemerintahan bani Abbas merupakan unsur pembeda dengan dinasti sebelumnya yang
berorientasi ke Arab.Khalifah
ini jugs berusaha kembali menaklukkan daerah yang sebelumnya membebaskan diri dan memantapkan keamanan di
daerah perbatasan. Diantara isahanya
itu adalah merebut benteng di Asia, kota Malita, wilayah Coppadicia dan Sicilia pada tahun 758-765, ke utara
tentaranya melintasi pegungan Taurus dan
mendekati selat Bosporus, dan berdamai dengan Kaisar Costantine V. Selama genjatan senjata (578-765), Bizantium
membayar upeti tahunan. Bala tentaranya
juga berhadapan bala tentara Turki Khazar di Kaukasus, Daylami di Laut Kaspia,
Turki di bagian lain orkus serta India.
Pada masanya konsep khalifah berubah, beliau
berkata "saya adalah kekuasaan
Tuhan di buminya" yang menandakan bahwa Khalifah bukan dari pilihan manusia tetapi merupakan mandat
dariTuhan, seperti zaman Khalifah Rasyidin.
Dan nama gelar mereka lebih populer dari nama asli mereka. Pucak keemasan Daulah ini dibangun oleh Abu
Abbas Ja'far al-Mansyur, dan diteruskan
oleh tujuh generasi berikutnya dari zaman Khalifah Mahdi hingga Khalifah al-Wasiq.Dan puncak popularitas
daulah ini adalah pada zaman Khalifah
Harun ar-Rasyid dan putranya al-Ma'mun.
Saya baca dari atas kok ada yang aneh apa salah ketik atau bagimana ya seperti "kekuasaan selamnaya dipegang Abbasiyah selanjutnya di serahkan ke Isa......"
ReplyDelete