Dalam waktu dekat ini tepatnya Januari 2013
akan berlangsung Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi
Selatan, dimana momen Pilgub ini nampaknya juga diwarnai dengan hal-hal
yang berekses negative terhadap kondusifitas kehidupan bermasyarakat, keinginan
untuk menarik simpati dari konstituen kadang demikian besarnya sehingga
dilakukan tidak saja dengan cara cara simpatik namun banyak juga yang dilakukan
dengan cara yang berlebihan seperti money politics, pembunuhan karakter, fitnah
dan penghujatan serta kadang disertai dengan tindak kekerasan berupa
pengrusakan terhadap simbol-simbol dan atribut kampanye dari pesaing maupun
juga dalam bentuk saling hujat - menghujat antar pendukung calon.
Mungkinkah ini semua adalah salah satu
konsekwensi dari sistem demokrasi yang kita anut ?, atau bahkan ini adalah satu
satunya konsekwensi sistem demokrasi. Di Indonesia, proses Demokrasi yang
terjadi sudah melewati batas yang wajar, mulai dari tingkat elit maupun tingkat
menengah, banyak hal yang dilakukan untuk memanipulasi kepentingan yang
mengatas namakan rakyat, begitu banyak janji janji manis dan mempesona akan
tetapi ketika saatnya memimpin dan rakyatpun menagih janji yang pernah mereka
janjikan kepada rakyat akan berbalik 180 derajat menjadi kepentingan pribadi
dan golongan.
Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah
mengapa hal ini bisa terjadi? satu pertanyaan yang sangat mendasar, namun tak
dapat kita pungkiri bahwa dalam proses pemilu kada saat ini masih cenderung
dimaknai sebagai pemilu kada biaya tinggi. Memang kita sadari bahwa dalam
proses pemilu kada itu membutuhkan dana yang cukup besar, mencari konstituen
bukan hanya dengan memakai pendekatan program namun lebih banyak dengan politik
transaksional. Tanpa adanya regulasi dan pengawasan yang ketat soal dana
kampanye, maka tidak dapat dipungkiri jika pemilihan umum berpotensi menjadi
pintu masuk relasi koruptif yang melibatkan pejabat terpilih. Aliran dana
politik yang digunakan dalam pemilihan Umum pada akhirnya memungkinkan adanya sekelompok pemodal menjadi
penentu proses pengambilan kebijakan publik.
Kita semua berharap, Semoga saja pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi
Selatan yang akan berlangsung Awal 2013 nanti dapat berjalan damai dan aman
serta bermartabat karena dengan itu semua akan menjadi pintu menuju
kesejahteraan masyarakat Sulawesi selatan yang lebih baik, marilah kita
masyarakat dan juga partai politik pendukung calon untuk menegakkan pemilihan
Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Selatan sesuai dengan harapan rakyat
dengan menghindari money politics, kekerasan dan saling fitnah antar calon.
0 komentar:
Post a Comment