Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Wednesday, September 5, 2012

Benarkah Demokrasi Sama Dengan Ilusi?


Berbicara masalah ilusi, ini adalah salah satu contoh gambar ilusi,, banyak contoh ilusi seperti misalnya DEMOKRASI. adalah sistem pemerintahan negara yang ilusif.. kok bisa? begini, ilusi itu dapat dilihat sesuai dengan sudut pandangnya. misal dalam gambar tersebut sudut pandang orang yang bergigi dan orang yang ompong masing-masing berbeda. orang bergigi melihat balok-balok dari sisi kiri, sementara orang yang ompong melihat balok-balok dari sisi kanan. nah karena balok-balok itu ilusi, maka pendapat masing-masing orang akan berbeda tentang ilusi balok yang sedang mereka bicarakan itu. demikian juga dengan contoh ilusi demokrasi, bagi orang yang memandang demokrasi dari sudut pandang anggota dewan dan pejabat, demokrasi itu mensejahterakan. tapi jika dari sudut pandang rakyat demokrasi itu menyengsarakan. nah,, loh sekarang pilih mana, demokrasi itu menyejahterakan atau menyengsarakan..? jawabannya adalah sama persis dengan gambar balok-balok tersebut. demokrasi adalah ilusi!

Sebuah keniscayaan jika Banyak  orang  yang tertipu dengan  system demokrasi. Kesejahteraan rakyat dan kehidupan bertambah  baik dari segala bidang,  Indonesia yang katanya akan lebih baik apabila menerapkan demokrasi  secara  benar  justru sebaliknya keterpurukan merajalela dari baerbagai sektor.  Rakyat  semakin  jauh  dari kesejahteraan yang seharusnya ia nikmati. Justru ironisnya Hanya segelintir masyarakat yang dapat merasakan  buah nikmat demokrasi. Mereka adalah elite  penguasa  dan  para  pengusaha serta kalangan berpunya.

Jika kita sepakat bahwa Suara rakyat adalah suara Tuhan’, rakyat yang seharusnya merasakan hasil buah demokrasi, justru itu hanya menjadi tipuan yang memabukkan. Suara rakyat bagaikan lahan empuk bagi mereka yang memiliki kepentingan dan hanya  dikeruk pada saat  pemilihan umum berlangsung. Setelah semua itu usai, suara  rakyat  tidak  lagi  diperhitungkan.

Sudah menjadi rahasia umum jika dalam kepentingan politik rakyat selalu menjadi korban, setelah proses pemilihan umum selesai, suara rakyat justru berubah menjadi suara tuan. Tuan tuan itu adalah mereka para  pemilik  modal, orang orang kaya  yang  telah menginvestasikan  modalnya untuk kepentingan politik dalam proses pemilihan umum baik untuk dirinya maupun untuk para penguasa yang diusungnya.

Hal ini berindikasi negative pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat, justru akan terjadi pertentangan antara suara rakyat dengan wakil rakyat dan penguasa.  Satu contoh kecil, Ketika  rakyat  menginginkan pendidikan murah, justru negara membuat Undang Undang yang mengarah pada komersialisasi pendidikan.  Saat  rakyat ingin mandiri, disisi lain Negara membuka kran  impor.  Begitu  rakyat  ingin menikmati  kekayaan  alamnya, justru negara menjualnya kepada asing.  Paradok paradok  seperti itu  kian kasat  mata  belakangan  seiring pujian pujian asing bahwa Indonesia kian demokratis.

Kita berharap semoga Indonesia terlepas dari para penguasa yang hanya menganggap rakyat sebagai sapi perahan, menjadikan suara rakyat sebagai lahan untuk mengeruk keuntungan demi kepentingan pribadi dan golongan semata. Semoga Rakyat tidak lagi bermimpi untuk menikmati keadilan dan kesejahteraan di negeri yang kaya ini.***

Benarkah Demokrasi Sama Dengan Ilusi? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment