MEMANG...
sedikit rumit ketika kita mencoba membicarakan demokrasi dalam bingkai
kemajemukan, sekalipun kemajemukan adalah esensi ajaran demokrasi. perbedaan
adalah watak utama demokrasi, sekalipun dalam banyak fakta demokrasi mengalami
gradualisme yang pada akhirnya memunculkan polemik. Revolusi ataukah reformasi? sebah tanda tanya
yang tak pernah ada jawabannya. fenomena tersebut mengingatkan kita betapa
demokrasi telah mengalami degradasi serta penyurutan akan nilai-nilai
humanistiknya... bahkan ironis demokrasi hampir terkubur dalam ruang-ruang
publik.
Restoraji meiji
adalah salah satu fakta politik yang pernah terjadi sebagai bentuk manifesto
politik perlawanan kaum-kaum proletariat yang tertindas dalam kegandrungan
demokrasi. ke-gamang-isme kian memuncak dalam fase sejarah keterpurukan
demokrasi. violence dan anarkisme politik sudah menjadi trend politik modern.
rakyat sudah terbiasa terbodohi, obligator vote menjadi realitas pemilih
terhadap pilihan politiknya. sehingga terkesan poeple power mengalami kebuntuan
untuk bergerak menembus tembok-tembok kekuasaan.
Konsepsi revolsi
telah menjadi ketakutan psikologi sosial-politik penguasa, muncul kohesi akibat
kesenjangan politik yang ada. distribusi dan sirkulasi kekuasaan .... tak
ubahnya jamur di siang hari, mekar merona, bak pujangga tanpa inspirasi....
semuanya menjadi sia-sia.....INIKAH KAMPUNG INDONESIA-KU ......
0 komentar:
Post a Comment