Angka kemiskinan
yang sudah terlalu besar di negeri tidak berbanding lurus dengan style politik
elit. Dan kalu kita mau runut bagaimana rakyat miskin di eksploitasi demi
kepentingan politik tertentu pada setiap prosesi politik yang ada. Slogan
yang diusung selalu saja mengangkat tema-tema kemiskinan, pengangguran dan
lapangan kerja. Namun itu semua tak lebih daripada guyonan politik. Kebohongan
publik terkesan menjadi hal yang biasa, perilaku pencitraan laksana acara
sinetron muncul di media tak ubahnya selebriti.
Polemik tentang
gedung DPR RI adalah keterpaksaan politik kekuasaan atas nama rakyat. Memang
menjadi fenomena burk perjalanan anggota dewan sudah memasuk paroh kedua
ternyata tidak memberikan sumbangsih yang signifikan bagi kehidupan rakyat.
Kemiskinan, penganggura, ketidakadilan, keterbelakangan, busung lapar,
pendidikan dan hancurnya tatanan budaya, tentu menjadi realitas terburuk
ditengah gemerlapnya kekuasaan.
Seruan moral....Sentuhlah
dengan HATI NURANI ...sehingga kita mampu memahami penderitaan rakyat.
0 komentar:
Post a Comment