Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Saturday, June 9, 2012

Alasan Mengapa Lady Gaga Ditolak?

Kita harus cerdas melihat fenomena ini, agar kita tidak disesatkan opini. Berbekal fakta kontroversial diatas, di kolom ini penulis mencoba menegaskan kembali beberapa dalih yang menjadi landasan pikir dalam menyikipi fenomena Gaga tersebut;
Pertama, dalam konstitusi tepatnya pada Pasal 29 UU No. 44 Tahun 2008 secara tegas melarang pornoaksi dan pornografi dalam bentuk apa pun. Aksi panggung Lady Gaga terlalu vulgar, busananya terlalu sexi dan mengumbar aurat, implikasinya tidak mendidik. Ini tentu melawan undang-undang tersebut.
Lady Gaga dan erotisme, adalah dua sisi yang tidak terpisahkan. Atraksi panggungnya tidak pantas ditonton banyak orang.  Sekalipun kebebasan berekspresi dijamin dalam undang-undang, tapi efek moral yang akan di timbulkan dari konser tersebut terlalu mahal untuk kita bayar.
Kedua, tafsir agama dalam konteks ini adalah Islam, sangat jelas melarang untuk melihat dan memperlihatkan aurat kepada yang bukan muhrim/mahram. Yang salah jika para aktivis agama menafikkan kemajemukan dan pluralisme agama di negeri ini. Sehingga memaksakan kehendak pada satu ajaran, sampai berujung aksi anarkisme. Islam tidak pernah mengajarkan anarkisme, karena Islam adalah rahmatan lil alamin. Yang lebih keliru, kita seakan digiring untuk memojokkan satu ormas. Tanpa  pernah mencoba berpikir simetris, berpikir sebab bukan akibat saja. Karena tidak menutup kemungkinan aksi ormas anarkis, ditunggangi penumpang gelap. 
Kemudian yang terakhir, semua aksi, style dan yang berkaitan dengan Gaga sangat bertentangan dengan Budaya Ketimuran. Perilaku Gaga adalah sebuah kebebasan tampa batas dalam berekspresi, konsep yang dicerca adab Timur yang mengutamakan unsur nilai, moralaitas, kultur dan agama tentunya.
Jangan sampai kita menjadi Bangsa yang gamang, tidak punya  peradaban, terombang-abing tampa prinsip. Ini tentu sebuah paradoks dengan apa yang dicita-citakan oleh Founding Father kita Bung Karno, untuk menjadi bangsa yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, berkepribadian di bidang budaya.
Terlalu radikal rasanya jika harus menyebut kedatangan Lady Gaga dalam rangka perang idiologis, mencabik budaya kita. Tapi melirik kembali track record  perjalanan karier dan aksi panggungnya, tidak salah jika menyebutnya demikian.
Menolak Lady Gaga dengan cara intimidasi ancaman kekerasan adalah suatu hal yang naif. Masih banyak cara yang lebih baik dan beretika yang dapat kita tempuh. Salah satunya dengan duduk bersama bermusyawarah untuk mufakat ala intelek. 
Perbedaan pendapat harus disampaikan dengan cara yang baik. Memperjuangkan kebenaran sesuai aturan yang ada. Mereka yag menyebut dirinya Silent mayority harus membuka diri kalau masih ada yang lebih mayoritas menolak, dari pada mereka.
Sekalipun kita berbeda dalam menyikapi fenomena Gaga kita tetap harus berpandang paham, tidak saling mencela, karena kita adalah masyarakat timur yang pahan etika keadaban.
Satu yang menjadi catatan penting dari semua ini bahwa Lady Gaga dianggap keliru jika merasa bisa diterima di mana saja di seluruh dunia dengan segala sensasi dan kontroversi yang dia buat.

Alasan Mengapa Lady Gaga Ditolak? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment