Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Monday, May 28, 2012

Kecenderungan Negara-negara Berkembang Akan Ketergantungan Terhadap Sektor Pertanian Tanaman Pangan


Salah satu cara untuk menganalisis kuat lemahnya perekonomian suatu negara dapat dilihat besar kecilnya GNP (Gross National Product). GNP dapat dihitung dengan menentukan dan selanjutnya menjumlahkan nilai produksi ytang diciptakan oleh tiap-tiap sektor produktif yang ada dalam perekonomian. Biasanya sektor produktif dibedakan menjadi : 1). Pertanian, kehutanan dan perikanan; 2). Pertambangan; 3). Industri pengolahan; 4). Listrik, gas dan air; 5). Bangunan; 6). Pengangkutan; 7). Perdagangan; 8). Bank dan jasa keuangan lainnya; 9). Jasa-jasa lainnya.

Besarnya nilai GDP dengan menjumlahkan besarnya nilai masing-masing sektor, dan berdasarkan nilai masing-masing sektor tersebut dapat diketahui besarnya kontribusi/sumbangan masing-masing sektor dalam pembentukan GDP.

Sektor yang dianggap dominan adalah sektor yang memberikan sumbangan atau kontribusi tinggi dalam pembentukan GNP tersebut. Bagi negara-negara sedang berkembang, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan cenderung akan lebih dominan dibandingkan sektor lainnya, sedangkan bagi negara-negara maju sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa akan lebih berkembang.

Peranan sektor pertanian sangat penting, khususnya dalam proses awal pembangunan industrialisasi, karena pertanian dapat dianggap sebagai penggerak kegiatan ekonomi, peningkatan produktivitas pertanian merupakan syarat mutlak untuk mengeluarkan masyarakat dari keterbelengguan kehidupan yang bercorak tradisional. Kemajuan pertanian diperlukan untuk menjamin agar penyediaan bahan makanan bagi penduduk, sehingga dapat terhindar dari kelaparan juga untuk mengurangi beban devisa untuk mengimpor bahan makanan, serta untuk mendorong terciptanya kegiatan industri yang berbahan baku hasil pertanian. Kenaikan produktivitas pertanian akan memperluas pasar bagi pasar industri.

Menurut Rostow dalam suatu masyarakat tradisional tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas per pekerja masih sangat terbatas, oleh sebab itu sebagian besar sumber-sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian. Dalam sektor pertanian struktur masyarakatnya sangat hirarkis, yaitu anggota masyarakat mempunyai kemungkinan sangat kecil sekali untuk mengadakan mobilisasi secara vertikal dalam struktur sosial, maksudnya kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan kedudukan orang tuanya dan nenek moyangnya, dan kecil sekali kemungkinannya seorang anak petani menjadi tuan tanah atau kelas masyarakat lainnya yang lebih tinggi dari petani. Hal ini ditambah dengan tingkat kepemilikan lahan yang relatif sempit serta tingkat pendidikan yang relatif rendah akan semakin mempersulit kedudukan petani dalam meningkatkan kesejahteraannya.

Menurut Lewis perekonomian dibedakan menjadi dua sektor yaitu sektor kapitalis dan sektor subsisten. Dalam sektor subsisten kegiatan terutama ditujukan untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari setiap keluarga, di sektor ini sebagian dari tenaga kerja produksi batasnya adalah sangat minimal sekali dan dapat dianggap sama dengan nol dan adakalanya negatif, namun demikian tingkat upah yang diterima oleh para pekerja di sektor tersebut masih mampu untuk mempertahankan hidup keluarganya dalam tingkat yang disebut cukup hidup.

Menurut Ranis-Fei tingkat upah di sektor pertanian akan lebih tinggi dari nol walaupun sudah kelebihan tenaga kerja, tingkat upahnya tetap positif karena adanya tingkat upah institusional yaitu tingkat upah yang lebih tinggi dari tingkat upah yang ditentukan secara mekanisme pasar karena adanya faktor-faktor institusional dan faktor-faktor di luar kekuatan atau mekanisme pasar. Menurut pendapat ini juga terjadinya perpindahan penduduk dari sektor pertanian ke sektor lainnya terjadi apabila terbuka kesempatan di sektor modern khususnya industri, dan apabila tidak terbuka kesempatan maka pekerja akan tetap berada di sektor pertanian.

Menurut Todaro, lajunya perpindahan penduduk khususnya urbanisasi (dari desa-desa ke perkotaan) dalam suatu waktu tertentu ditentukan oleh dua faktor :

·           Adanya perbedaan tingkat upah riil antara daerah urban dengan daerah pertanian;
·           Kemungkinan memperoleh pekerjaan di daerah urban;

Faktor-faktor tersebut yang mendorong terjadinya urbanisasi penduduk dari desa-desa (pertanian) ke perkotaan, dan bukan karena terciptanya lapangan kerja di sektor modern, karena terbukti banyaknya tenaga kerja yang tidak terserap oleh kegiatan di perkotaan dan menjadi pengangguran.

Kecenderungan Negara-negara Berkembang Akan Ketergantungan Terhadap Sektor Pertanian Tanaman Pangan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment