Setidaknya ada empat telaah substantif filsafat ilmu. Pertma, tentang kenyataan; kedua, tentang kebenaran; ketiga, tentang
tingkat kepastian atau konfirmasi eksplanasi atau prediksi serta
interpretasi kebenaran; dan keempat, tentang logika inferensi.
Kenyataan. Sejauh mana
kenyataan hendak digarap dalam filsafat ilmu.
Kenyataan alam dan manusia ataukah juga kenyataan Tuhan ? Meta-
science, meta-ideologi, dan metaphisik bagi aliran yang satu menjangkau the theory of theory; sedangkan aliran lain mungkin menjangkau ke kebenaran wahyu. Paradigma kenyataan : tunggal, atau plural ?
science, meta-ideologi, dan metaphisik bagi aliran yang satu menjangkau the theory of theory; sedangkan aliran lain mungkin menjangkau ke kebenaran wahyu. Paradigma kenyataan : tunggal, atau plural ?
Kebenaran.
Benar mana yang hendak dijangkau oleh filsafat ilmu
benar epistemologik, ontologik, atau benar aksiologik ? Berbagai meta di atas akan beda telaahnya.
benar epistemologik, ontologik, atau benar aksiologik ? Berbagai meta di atas akan beda telaahnya.
Konfirmasi. Sejauh mana eksplanasi
atau prediksi dan interpretasi
memberi kepastian kepada kita tentang sesuatu yang benar. Di sini akan ditelaah tentang kebenaran kategorik, kebenaran probabilistik, kebenaran yang diperoleh secara induktif, deduktif, dan reflektif. Jika menjangkau dataran moral dan transenden, bagaimana duduknya moral baik-buruk dan duduknya wahyu Allah. Di sini berperan pemikiran determinisme dan indeterminisme.
memberi kepastian kepada kita tentang sesuatu yang benar. Di sini akan ditelaah tentang kebenaran kategorik, kebenaran probabilistik, kebenaran yang diperoleh secara induktif, deduktif, dan reflektif. Jika menjangkau dataran moral dan transenden, bagaimana duduknya moral baik-buruk dan duduknya wahyu Allah. Di sini berperan pemikiran determinisme dan indeterminisme.
Logika
inferensi. Inferensi dapat diterjemahkan dengan kata ramalan atau prediksi Agar baku dan tidak
menimbulkan salah persepsi dan dari komposisi phrasenya enak, maka penulis memilih
menggunakan phrase logika
inferensi, tidak lainnya.
Logika inferensi lain
adalah logika sintaksis, dan logika semantik Ini dapat menjadi alternatif dalam
membuat inferensi mencari kebenaran Logika phenomenologi-hermeneutik akan manipu menjangkau meta science, meta-ideology dan metaphisik Inferensi dalam logika ini adalah mencari makna, mulai dan mencari makna dan cumber tunggal
yang diakui sebagai standar, sampai
mencari makna dekonstruksi, yaitu
mencari makna dengan sikap dasar:
tidak mau percaya pada satu sumber pemaknaan. Mengapa
tidak mau percaya? Karena perubahan sosial berkembang
terus, sehingga idee dan maknanya pun akan berkembang terus. Bukan hendak anarkhi, melainkan perlu sikap
inventif, sikap inovatif dan sikap kreatif yang dilandasi
dengan fikir cerdas reflektif (untuk kawasan rasional), perlu fikir cerdas ar if
(untuk kawasan etik), dan perlu fikir cerdas tawajuh (untuk kawasan
transenden).
0 komentar:
Post a Comment