Banyaknya kekerasan yang dilakukan oleh
oknum muslim dengan mengatasnamakan dalil-dalil agama untuk melegitimasi sebuah
tindakan-tindakan yang dianggap masyarakat sebagai tindakan anarkis menjadi
topik sangat menarik bagi ilmu pengetahuan dunia Islam itu sendiri.
Pada umumnya dalil-dalil tentang jihad
menjadi pedoman untuk berbuat anarkis (menurut penulis). Pengartian jihad
secara sempit bisa menimbulkan perpecahan didalam agama Islam itu sendiri. Ada
juga golongan ekstrim dalam melakukan dakwahnya menggunakan cara-cara anarkis
karena mencontoh nabi Muhammad. Muhammad dulu menghabiskan hidupnya dalam
peperangan maka orang-orang yang beriman harus mengikutinya.
Entah pandangan yang seperti itu salah atau
benar, penulis tidak bisa menilai karena yang bisa menilai adalah Tuhan. Namun
arti sesungguh dakwah adalah sebuah ajakan. Sedangkan mengajak itu tidak
diperbolehkan memasukan unsur-unsur paksaan. Berarti Islam lebih menganjurkan
sikap humanis dalam berdakwah bukan dengan cara memegang senjata.
Memang dalam alqur’an di sabdakan
peperangan di perbolehkan namun ada batasnya itupun dengan catatan jika musuh
tidak mengganggu atau memerangi Islam duluan, seperti yang tercantum dalam
al-qur’an “perangilah di jalan Allah, mereka yang memerangi kamu, tetapi jangn
melanggar batas karena Allah tidak suka mereka yang melanggar batas“(22:190).
Dakwah dengan kekerasan sangatlah keliru,
karena dalam Islam tidak mengenal pemaksaan terhadap agama. Di logika saja,
agama itu tidak boleh dipaksaakan apalagi memaksakan keyakinan yang harus
dianut seseorang. Perlu diketahui dalam agama ada berbagai macam keyakinan
yaitu 73 (tujuh puluh tiga) golongan. Konon katanya yang selamat adalah
golongan yang menganut faham ahli sunnah wal jamaah.
Uniknya masing-masing mempunyai klaim
dalil-dalil yang membenarkan bahwa golongannya itu penganut faham ahli sunnah
wal jamaah. Dan menurut penulis itu tidak salah karena sesui dengan nash
alqur’an yang mengatakan tidak ada pemaksaan dalam ajaran agama. Yang salah
adalah golongan yang merasa dirinya paling benar dan mengkafirkan golongan yang
lainnya.
Biasanya golongan yang mempunya sifat
fanatisme adalah penganut faham Islam otentik. Golongan Islam otentik
memposisikan manusia hanya sebagai pembenar atau saksi teks-teks alqur’an.
Manusia tidak boleh berimprovisasi dalam mengartikan sebuah teks al-qur’an,
sehingga ajaran ini terasa kaku.
Faham tersebut mengaharamkan segala hal
yang berbentuk khurafat, syirik, bid’ah dan berbagai hal yang dianggapnya
menyeleweng dari ajaran agama. Jika dalam “fatwa haram” di berlakukan dalam
dalam kelompok itu sendiri masih wajar, namun jika dipaksakan kepada kelompok
lain apalagi melalui kekarasan itu sangat menyedihkan.
Bahwa pada dasarnya tidak diperbolehkan
pemikiran seseorang dipaksakan kepada pemikiran orang lain karena setiap
individu mempunyai sifat, watak dan latar belakang yang berbeda. Islam di
indonesia tidak mungkin sama dengan Islam yang di Arab. Kerana banyak perbedaan
baik letak geografis, budaya dan fisik manusianya.
Pemaksaan melalui kekerasan juga bisa
membuat koflik berkepanjangan sehingga bisa memecah belah bangsa dan bisa
dimanfaatkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab. Seperti peristiwa
perang paderi di ranah minang (sumatra), kelompok Islam otentik yang di bawa
oleh Haji Piobang dkk. Perang paderi terjadi karena gerakan pemurnian agama
saat berdakwah di masyarakat -yang masih suka percaya pada benda-benda-
menggunakan cara yang ekstrim tanpa melalui sisi humanis terlebih dahulu (justicia,
2005:31).
Setelah peperangan meletus, secara cerdik
kolonial belanda memanfaatkannya dengan memberi bantuan kepada pasukan adat
(masyarakat) dan perang antar saudara-pun terjadi. Sungguh sangat disayangkan,
berbeda sekali dengan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Sunan Kalijaga, beliau
berdakwah tanpa menggunakan kekerasan. Istimewanya Sunan Kali Jaga tidak
langsug menghapus budaya-budaya adat yang berkembang serta di patuhi
masyarakat.
Dan budaya seperti itu tidak ada dalam nash
al-qur’an maupun hadis, jelas wayang, tahlilan dan kegiatan semacam mithoni
dalam ajaran islam otentik bisa dikatakan menyeleweng dari ajaran dan patut
dibasmi. Namun jika lebih peka dalam menggunakan otak maka kegiatan-kegiatan
tersebut menjadi cara efektif untuk berdakwah. Karena menyelami kebiasaan
masyarakat.
Dalam penyebaran agama nabi muhammad pun
tidak menolak mentah-mentah budaya yang berlaku di Arab. Budaya arab dulu
adalah penyuka sastra maka Tuhan dan nabi muhammad (lewat jibril) dalam
mengeluarkan ayat suci alqur’an pun dengan bait-bait sastra, dan itu efektif.
Sesungguhnya ajaran agama mempunyai
ajaran-ajaran damai, namun jika sudah di masuki ideologi politik tertentu maka
ajarannya sudah tidak obyektif lagi melainkan lebih condong kesalah satu
golongan. Dan yang seperti itu bisa merusak ajaran agama, padahal agama
mempunyai pengertian yang universal karena agama bisa menyatukan umat tetapi
dibalik itu juga agama bisa menciptakan pertikaian. Siapapun orangnya entah itu
intelektual, petani, mahasiswa maupun mafia jika sudah mengatasnamakan agama
maka apapun akan dilakukan termasuk perang.
Agama sudah menjadi pembahasan menarik
setelah pasca runtuhnya ideologi komunis, islam mau manunjukan giginya dengan
melawan kapitalis. Mungkin dunia akan menyaksikan perang yang maha dasyat
setelah perang dingin(kapitalis vs komunis) yaitu age of muslim war.
Umat Islam percaya untuk bisa melawan
kapitalis maka menggunakan kekuasaan, karena dengan tahta kekuasan segala
sesuatu bisa dengan mudah didapat. Siasat inilah yang mungkin dipakai para
golongan Islam ekstrim. Mereka mencoba merebut kekuasaan dipemerintahan dengan
membuat kerusuhan dimana-mana, agar keamanan menjadi labil sehingga dengan
mudahnya untuk merebutnya.
Selain itu mereka juga menyebarkan
doktrin-doktrin dengan berlandaskan alqur’an kepada masyarakat sasaran dan kemudian
diajak masuk dalam golongannya serta berjuang bersama. Tindakan-tindakan
seperti itu dilakukan di banyak negara termasuk di negara Islam itu sendiri.
Mereka sering melabeli negara yang
mayoritas penduduknya beragama Islam namun tidak sefaham dengan golongannya
dinamai negara kafir. Bisa di tarik kesimpulan jika seseorang itu kafir maka
darahnya boleh diminum dan dibunuh.
Perselingkuhan ajaran dengan kekuasaan juga
pernah dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab (penyebar ajaran wahabi) dengan
Ibnu Saud (Raja Saudi Arabia). Dimana Muhammad bin Abdullah menjadi konseptor
dan Ibnu Saud sebagai pelegalisasinya. Bagi orang yang berlainan faham akan
diberi sanksi bahkan di bantai. Hal yang semacam itu merupakan salah satu
bentuk kekerasan sistem
Sesungguhnya apapun bentuknya kekerasan
sangat dilarang oleh agama apalagi dilakukan sesama muslim. Gus Dur salah satu
orang yang mengecam tindakan kekerasan, beliau mengajarkan bahwa jika pergerakan
dilakukan dengan cara-cara kekerasan maka akan selalu timbul kekerasan baru di
setiap detiknya. Karena kekerasan bukan sebagai wahana penyelesaian masalah.
Dalam era modern pengertian jihad
seharusnya tidak lagi daartikan seperti perang akat senjata. Sudah saatnya sisi
humanisme Islam mulai ditonjolkan dalam melakukan jihad. Saling menghormati dan
toleran menjadi asas yang paling utama dalam kehidupan beragama.
Perbedaan itu adalah hal yang wajar dalam
ajaran karena itulah sesungguhnya letak keistimewaan Islam. Tidak boleh
mengkafirkan sesama muslim, jika seseorang sudah pernah membaca syahdat dan
solat maka wajib kita lindungi. Tidak hanya orang Islam saja yang patut
dilindungi tetapi orang non-muslim pun perlu dilindungi selagi tidak menyerang
umat muslim.
Mari kita dalami ajaran agama Islam dan
tinggalkan dakwah dengan kekerasan, jika tidak ingin ada kekerasan yang timbul
kembali, kaidah ushul fiqih sudah menjelaskan “darrul mafasid muqoddam ala
jalbil mashalih” yang artinya mencegah kerusakan lebih baik dari pada membuat
kebaikan.
Janganlah kita membunuh jika tidak mau di
bunuh, jangan kita mencaci maki jika kita tidak mau di caci maki. Tegakan
ukhuwah Islamiah diantara umat, supaya tercipta kedamain yang di idam-idamkan
dunia. Buktikan Islam adalah agama yang memberi selamat bagi semua mahluk di
bumi dan sebagai agama yang sangat toleran karena islam adalah agama
rahmatallil alamin.
0 komentar:
Post a Comment