1.
Imajinasi Kreatif Refleksi
Untuk membangun Grand-theory peran imajinatif
sekaligus kreatif dan reflektif perlu. Kreatif itu merupakan
sifat mampu menemukan alur fikir yang belum
lazim digunakan. Alur fikir konvensional: kombinasi merah-kuning; harmoni nada dasar 1-3-5; kaya merupakan
alur tinier dengan hasil kerja keras dan hemat. Menjadi
kreatif ketika tampil kombinasi biru-hijau Yonnex; harmoni nada
dasar 1-3-5 dikreasi dengan kruis untuk mayor-
dan di modifikasi dengan mol untuk minor; kaya boleh, yang diperrnasalahkan Emha adaiah bagaimana caranyajadi
kaya. Penulis menyukai banyolan atau plesedan dagelan
Mataram, karena mengajak penonton untuk ber fikir kreatif meskipun
merigandung humor yang agak p woo Juga
banyolannya Bagito: padat dengazt kritik sosial. Berfikir reflektifinerupakan cara berfikir yang secara cepat dapat
membuat abstraksi ber,nutu tanpa memeriukan terlalu banyak cinpiri, dan kadang
empiri kasus skopa kecil, misal melihat penjual jamu
gendong, telah terangkat abstraksi mengembangkan
industri obat tradisional. Dengan ekstensi pemikiran industri fanaasi masa depan, apakah ingredient dari jamu
tradisional tidak dapat menuntun eksperimentasi menemukan obat
modern tanpa terlalu banyak kemungkinan tersesat dalam eksperimen.
Teori relativitas dari Einstein, dan juga
teori evolusi dari Darwin merupakan
teori-teori yang dibangun dari imajinasi yang reflektif kreatif Newton menemukan teori gravitasi karena ada fikir cerdas
reflektif tentang daya tank bumi. Pada Newton masih
dalam dua variabel saja. Pada Einstein konsep daya tank sudah
dikembangkan dalam pemikiran orbit pada poros, dari dua variabel sudah dikembangkan menjadi
esensinya banyak variabel, dan ditampilkan menjadi
hubungan relatif dari banyak
posisi berbagai sesuatu; dan dikaitkan dengan orbiter hubungan berbagai sesuatu , menjadi sinar dan lain-lain tidak memancar dalam garis lurus, tetapi memancar lengkung. Peran imajinatif Einstein besar sekali dalam menciptakan teori relativitasnya.
posisi berbagai sesuatu; dan dikaitkan dengan orbiter hubungan berbagai sesuatu , menjadi sinar dan lain-lain tidak memancar dalam garis lurus, tetapi memancar lengkung. Peran imajinatif Einstein besar sekali dalam menciptakan teori relativitasnya.
Charles Darwin menemukan sifat-sifat berbagai
makhluk, diperbandingkan dengan kacamata kompleksitas, diketemukan keragaman
tingkat kompleksitas antarjenis, ditampilkan sebagai proses evolusi. Kalau
teori evolusi Darwin dihentikan pada kera yang berdiri, penulis kira akan
menjadi teori yang tak akan tersanggah, dan manusia ditampilkan tersendiri
sebagai makhluk cerdas masa kini, dan mungkin dibangun teori makh!uk lebih
cerdas di planet lain yang memiliki segala hal yang lebih sempurna dari
manusia, bukan dikhayalkan dalam ujud makhluk aneh yang lebih buruk dari
manusia.
2.
Uji Falsifikasi
Teori relativitas Einstein ditampilkan di saat
teori kuantum sedarg jaya jayanya, sehingga teori Einstein
diabaikan orang. Barulah setelah sekian
banyak tahun, teori Einstein mulai diperhatikan orang. Teori Einstein tentang relativitas tidak dapat diuji sebagai
grand theory. Metodologis, yang dapat diuji adalah teori substantivf.
Teori relativitas Einstein, sebagaimana
diakuinya, secara filosofik metodologik
memperoleh idee-idee dari Popper. Dengan dikenalkan oleh Popper tentang uji falsifikasi menjadikan
teori relativitas dapat diuji. Yang diuji
bukan keberlakuan teori relativitas pada core-nya, melainkan diuji
ketidak-keberlakuan teori relativitas pada perifernya, pada kasus-kasus. Dari sisi lain, dapat pula dikatakan bahwa
teori relativitas Einstein dapat diuji verifikatif pada parsialnya. Malahan promovendus
penulis sedang menguj i grand theori-nya lewat grass
root-nya.
0 komentar:
Post a Comment