Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Monday, March 19, 2012

IMAJINASI MEMBANGUN GRAN THEORY

1.      Imajinasi Kreatif Refleksi
Untuk membangun Grand-theory peran imajinatif sekaligus kreatif dan reflektif perlu. Kreatif itu merupakan sifat mampu menemukan alur fikir yang belum lazim digunakan. Alur fikir konvensional: kombinasi merah-kuning; harmoni nada dasar 1-3-5; kaya merupakan alur tinier dengan hasil kerja keras dan hemat. Menjadi kreatif ketika tampil kombinasi biru-hijau Yonnex; harmoni nada dasar 1-3-5 dikreasi dengan kruis untuk mayor- dan di modifikasi dengan mol untuk minor; kaya boleh, yang diperrnasalahkan Emha adaiah bagaimana caranyajadi kaya. Penulis menyukai banyolan atau plesedan dagelan Mataram, karena mengajak penonton untuk ber fikir kreatif meskipun merigandung humor yang agak p woo Juga banyolannya Bagito: padat dengazt kritik sosial. Berfikir reflektifinerupakan cara berfikir yang secara cepat dapat membuat abstraksi ber,nutu tanpa memeriukan terlalu banyak cinpiri, dan kadang empiri kasus skopa kecil, misal melihat penjual jamu gendong, telah terangkat abstraksi mengembangkan industri obat tradisional. Dengan ekstensi pemikiran industri fanaasi masa depan, apakah ingredient dari jamu tradisional tidak dapat menuntun eksperimentasi menemukan obat modern tanpa terlalu banyak kemungkinan tersesat dalam eksperimen.
Teori relativitas dari Einstein, dan juga teori evolusi dari Darwin merupakan teori-teori yang dibangun dari imajinasi yang reflektif kreatif Newton menemukan teori gravitasi karena ada fikir cerdas reflektif tentang daya tank bumi. Pada Newton masih dalam dua variabel saja. Pada Einstein konsep daya tank sudah dikembangkan dalam pemikiran orbit pada poros, dari dua variabel sudah dikembangkan menjadi esensinya banyak variabel, dan ditampilkan menjadi hubungan relatif dari banyak
posisi berbagai sesuatu; dan dikaitkan dengan orbiter hubungan berbagai sesuatu , menjadi sinar dan lain-lain tidak memancar dalam garis lurus, tetapi memancar lengkung. Peran imajinatif Einstein besar sekali dalam menciptakan teori relativitasnya.
Charles Darwin menemukan sifat-sifat berbagai makhluk, diperbandingkan dengan kacamata kompleksitas, diketemukan keragaman tingkat kompleksitas antarjenis, ditampilkan sebagai proses evolusi. Kalau teori evolusi Darwin dihentikan pada kera yang berdiri, penulis kira akan menjadi teori yang tak akan tersanggah, dan manusia ditampilkan tersendiri sebagai makhluk cerdas masa kini, dan mungkin dibangun teori makh!uk lebih cerdas di planet lain yang memiliki segala hal yang lebih sempurna dari manusia, bukan dikhayalkan dalam ujud makhluk aneh yang lebih buruk dari manusia.
2.      Uji Falsifikasi
Teori relativitas Einstein ditampilkan di saat teori kuantum sedarg jaya jayanya, sehingga teori Einstein diabaikan orang. Barulah setelah sekian banyak tahun, teori Einstein mulai diperhatikan orang. Teori Einstein tentang relativitas tidak dapat diuji sebagai grand theory. Metodologis, yang dapat diuji adalah teori substantivf.
Teori relativitas Einstein, sebagaimana diakuinya, secara filosofik metodologik memperoleh idee-idee dari Popper. Dengan dikenalkan oleh Popper tentang uji falsifikasi menjadikan teori relativitas dapat diuji. Yang diuji bukan keberlakuan teori relativitas pada core-nya, melainkan diuji ketidak-keberlakuan teori relativitas pada perifernya, pada kasus-kasus. Dari sisi lain, dapat pula dikatakan bahwa teori relativitas Einstein dapat diuji verifikatif pada parsialnya. Malahan promovendus penulis sedang menguj i grand theori-nya lewat grass root-nya.

IMAJINASI MEMBANGUN GRAN THEORY Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment