Para diktator dan otoriter di negara-negara yang dilanda kemiskinan, ketidak adilan, ketidak berdayaan dan kebodohan menjadi terkejut . Terkejut ketika sebahagiaan besar rakyatnya yang dibuat bodoh, miskin , tak berdaya secara sistemik melalui sistem kekuasaannya tiba-tiba bangkit dan melawan tirani dan memporak porandakan tembok-tembok kekuasaan.
Kebangkitan rakyat tersebut karena sedikitnya pilihan-pilihan hidup yang disediakan , berwira usaha dengan segala kesulitan akses modal, pasar dan sengaja dipinggirkan melalui peraturan-peraturan yang menjerat dan memberangus nilai kemanusiaan , birokrasi dibuat semena-mena , dipersenjatai untuk membunuh kesempatan berusaha rakyat demi menyuburkan sahwat-sahwat kapitalisme yang menjadi teman kekuasaan .
Rakyat kebanyakan digiring secara sistemik untuk bekerja di sektor-sektor kegiatan yang mengandung unsur : "dirty, difficult , danger " , dihargai murah dan dibuat takberdaya dengan penghasilan yg hanya cukup untuk makan setengah hari, kemiskinan memang dipelihara untuk kejayaan kaum kapitalis borju
Kekuasaan tirani tersebut tiba-tiba terperosok dengan pemikiran -pemikiran yang usang tersebut dan ketika dunia membutuhkan "sistem ekonomi dunia yang baru" , sistem ekonomi yang menghasilkan keadilan, kesejahteraan , kemakmuran , menjaga keseimbangan alam , mereka beku dengan pemikirannya, mereka telah mapan dgn ajaran-ajaran setan, mereka nyaman dengan sistem ekonomi yang telah usang yang telah membuktikan kehancuran peradaban.
Pemikiran-pemikiran yang tercerahkan sejatinya tak dapat dipasung, dipelintir bahkan diputar balikkan karena pemikiran-pemikiran yang berpihak pada nilai-nilai kebenaran , keadilan dan kemaslahatan sangat sering terjaga oleh doa-doa para kaum tertindas.
Jika kaum tertindas telah semakin banyak di suatu negeri dan mereka berdoa walau sekedar untuk dapat bertahan hidup, memohon keadilan, kebebasan dari belenggu sistem maka "zaman panas" terbentuk seperti bola panas yang akan menggilas-gilas "kebekuan ".
Kebekuan yang berpihak pada elit-elit penikmat rente dan kroni-kroni penindas kemakmuran rakyat , mereka terkejut dengan perlawanan pemikiran itu , tertodong pedang-pedang dan senjata yang tak terlihat, mereka panik karena kegilaannya pada uang dan kekuasaan sampai mereka tak mengerti mengapa mereka harus menghentikan pesta poranya sedangkan mereka masih memendam sahwat-sahwat inderanya yang belum pernah terpuaskan.
0 komentar:
Post a Comment