Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Wednesday, February 8, 2012

MEMBUMIKAN EKONOMI SYARIAH

Sebuah axioma yang tak terbantahkan bahwa eksistensi Lembaga-lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil (LKM BMT), yang kini telah tersebar di hampir seluruh pelosok nusantara, memberi bukti betapa LKM BMT telah menjadi lembaga permodalan yang memiliki peran penting dan strategis bagi pertumbuhan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Terutama bagi pedagang2 tradisional dan pengusaha kecil mikro yang selama bertahun-tahun tidak pernah tersentuh dukungan lembaga keuangan, kecuali “bantuan” para rentenir yang acapkali menjadikan mereka sebagai sapi perahan. Padahal sektor UMKM inilah yang sesungguhnya menjadi urat nadi perekonomian bangsa, khususnya pada lapisan masyarakat menengah ke bawah yang jumlahnya kurang lebih 98% dari total kegiatan usaha di Indonesia. 
Posisi dan peran strategis BMT sebagai lembaga fasilitasi permodalan dan UMKM sebagai motor pergerakan usaha di sektor riil, khususnya usaha mikro kecil maupun menengah dapat dilihat ketika bangsa Indonesia menghadapi guncangan krisis yang mulai melanda pada penghujung tahun 1997, di mana sinergi antara LKM BMT dan sektor UMKM inilah yang berperan penting dalam menanggulangi ketergantungan sebagian besar pelaku industri dalam negeri. 
Ketangguhan sektor UMKM ini tidak lain karena dimilikinya dua usur utama, yakni; (1). Adanya topangan komponen unggulan lokal dengan nilai komoditas tinggi, dan (2). Adanya sikap kesederhanaan para pelaku usaha yang berbasis di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Unsur pertama; Menanggulangi ketergantungan sebagian besar pelaku industri dalam negeri terhadap kandungan impor, hal yang telah melumpuhkan sebagian besar industri manufaktur nasional yang dibangun dengan modal pinjaman dan terbukti menjadi satu dari sekian banyak faktor penyebab krisis ekonomi. Unsur kedua; Di samping bernilai positif karena pergerakan usaha ini berada di sektor riil, namun demikian karena kesederhanaan manajemen menimbulkan kendala pengembangan ke dalam skala usaha yang lebih besar. 
Tumbuhnya sinergi dan terbinanya linkage program yang saling mendukung antara sektor UMKM dan LKM BMT sebagai lembaga permodalan, di masa depan hal-hal yang terkait dengan manajemen dan kendala pengembangan UMKM menjadi usaha menengah besar dapat diatasi mengingat LKM BMT bukan saja sekedar memfasilitasi permodalan, namun juga menjadi lembaga pendamping yang sekaligus menjadi "bapak atau ibu" yang membina pergerakan sektor UMKM ini. 
Belajar dari pengalaman dan capaian-capaian fantastis dari sektor UMKM inilah, sehingga pemerintah dan pemerhati masalah-masalah perekonomian menjadikan LKM BMT dan UMKM sebagai konsep ekonomi kerakyatan dengan kebijakan berbasis unggulan sebagai alternatif yang tepat bagi upaya pengembangan kemandirian bangsa dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus recovery perekonomian nasional pada saat ini. Hal yang sangat sejalan dengan konsep ekonomi yang digagas oleh Bung Hatta salahsatu founding father republik ini. 
Semoga upaya-upaya membangun dan membumikan peradaban ekonomi ummat melalui BMT-BMT di seluruh Nusantara, khususnya program Pengembangan Ekonomi Masyarakat berbasis Pesantren/Masjid dengan memanfaatkan sektor-sektor unggulan daerah dapat berjalan baik. 

MEMBUMIKAN EKONOMI SYARIAH Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment