Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Monday, February 6, 2012

Ironi Pendidikan Indonesia-Ku

Pendidikan sesungguhnya hak mutlak bagi seorang manusia, dan sebagai warga dari sebuah negara, tentunya menjadi kewajiban negara untuk memberikan pendidikan yang layak pada warga negaranya secara merata dan menyeluruh.
disamping manusia menganggap pendidikan sebagai sebuah kebutuhan, negara lebih dari itu, sebagai aset untuk melahirkan sosok pemimpin bangsa yang kelak mengisi pilar-pilar negara secara menyeluruh. dan dengan motivasi dan tujuan negara tersebu, maka dengan hal itu sistem pendidikan dan kemajuannya dijadikan indikator sebuah negara terhadap negara lain bahwa negara itu kelak menjadi sebuah peradaban dan kiblat dunia.
jadi, sesungguhnya pendidikan itu BUKANLAH TEORI-TEORI BELAKA yang di-angka-kan dalam sebuah rapor dan dijadikan alat ukur bagi seorang peserta didik. terlepas event/lomba yang menjadi kompetisi bertingkat mulai dari tingkat lokal, nasional dan internasional. akan tetapi, menurut hemat saya pendidikan itu sesungguhnya SARANA untuk PENEMUAN JATI DIRI, KEPRIBADIAN dan PENDEWASAAN MENTAL (MINDSET). itu yang pokok.  hal diatas bukanlah tidak memiliki dasar; keinginan berkompetisi dalam diri seseorang bahkan sebuah negara tidak pernah terlepas dari yang pokok diatas. kepriibadian dan mindset yang terbangun sebagai seorang negarawan (warga negara yang baik) akan melahirkan sosok pribadi yang dibutuhkan bangsa ini, pribadi yang memandang kemenangan dari sebuah kompetisi sebagai peluang dan batu loncatan untuk lebih banyak berkarya bukan menjadikan tujuan untuk memperkaya diri dan golongan. begitupun sebaliknya.
Pribadi yang memandang kekalahan dalam kompetisi, sebagai sebuah evaluasi dan pengalaman dan menjadikan hal itu sebagai bahan untuk mencetak generasi sebagai sebuah estafeta kepemimpinan bangsa. sungguh sebagai sebuah impian dan kebanggaan pada sebuah bangsa yang didalamnya terdapat pribadi-pribadi di atas sebagai warga negara.

Ironi Pendidikan Indonesia-Ku Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment