Berbagai macam
kasus korupsi mulai dari BLBI, Kasus century, rekening gendut, mafia pajak dan
sebagainya menjadi bukti mentalitas para elite bangsa baik dari pemimpin hingga
ke bawah masuk dalam kebobrokan moraltas dan hau kekuasaan, Berbagai macam
masalah yang terjadi dari kasus galaksi internet Wikileaks dalam mengungkap
fakta kebobrokan dan penyalgunaan kekuasaan dan membangun dinasti adalah bentuk
bahwa pemimpin melakukan kebohongan publik dan pengkhianatan pada amanah rakyat,
kekerasan dan teror bob menjadi bukti indonesia menjadi ajang kekerasan bahwa
institusi penegak hukum tidak bekerja secara profesional dan memiliki
kebobrokan moralitas karena rekening gendut selalu mau diupayakan dilupakan
padahal dibalik itu ada oknum yang memiliki mental korup dan menyagunakan
jabatan.
Tak
ada yang aneh dan baru soal penyalaggunaan kekuasaan (abuse of power),
intervensi penguasa terhadap lembaga - lembaga hukum, memakai institusi
negara untuk meredam lawan - lawan politik, mafia hukum, mafia ekonomi,
penguasa menjadi broker politik yang melahirkan korupsi terlindung, dekorasi
kriminal yang melahirkan kriminal bisa dilihat dari jejak perjalanan dari
kekuasaan, dari awal ada kriminal dalam perjalanan menjadi mafia, kasus
WikiLeaks adalah Defibrilator, alat kejut jantung dengan loistrik tegangan
tinggi untuk merasang agar jantung bisa berdenyut dan rakyat tidak menjadi
korban dan dibodohi oleh para elit bangsa yang melakukan kebohongan publik dan
haus kekuasaan. Sekarang Indonesia memasuki negeri yang jantungnya sedang
berhenti berdenyut akibat komplikasi korupsi, penyalagunaaam kekuasaan,
inkopetensi, demoralisasi dan berbagai kekerasan yang yang terjadi menjadi
bukti hukum rimba terjadi, sehingga sistem saraf dalam berbangsa dan bernegara
seluruh tubuh bangsa tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara selam indonesia merdeka, perilaku politik
seringkali tidak ditampilkan kecerdasan justru menjadi bukti kebobrokan dalam
lingkaran setan mentalitas parlemen setan yang mengkhianati amanah rakyat.
banyak masalah kehidupan berbangsa dan bernegara dengan pola perilaku yang
menampilkan ciri : kecerdasan rendah, emosionalitas, tidak terkendali,
interaksi sosial yang buruk kurang mengendalikan norma - norma cenderung
menonjolkan kehebatan pribadi sendiri atau kelompok sehingga akan menghambat
penyesuaian diri dengan alam lingkungannya. Ironis bahwa Indonesia menghasilkan
orang terdidik, bahkan berhimpun dengan organisasi yang menonjol atribut
kecendikiawanan justru perilaku pemimpin dan politik memperlihatkan pola
setting sebaliknya, tidak cerdas, emosioanal tidak terkendali, moralitas
rendah, norma dan values ditafsirkan kepentingan diri sendiri dan kelompoknya
dengan mengorbankan rakyat. aktivitas sosial kemasyarakatan penuh dengan
manipulasi dan tipu daya untuk memperoleh keutungan dan penyaggunaan kekuasaan
bagi diri sendiri dan kelompoknya, rakyat hampir tidak tahu siapa dan kelompok
yang mana benar - benar memperhatikan kesejahteraan rakyat ujung - ujungnya mereka
hanya menyaggunakan kekuasaan dengan para pemimpin yang memiliki moralitas yang
rendah, semua kelompok menyatakan berjuang untuk mensejahterakan rakyat padahal
mereka hanya berjuang untuk kesejahteraan diri sendiri dan kelompoknya yang
mengorbankan rakyat. Pemerintah hanya berjuang untuk tetap berkuasa sehingga
mensejaterahkan diri pejabat - pejabatnya sendiri tanpa memperdulikan
kesengsaraan rakyat, masing warganegara harus berjuang sendiri untuk dapat
hidup layak, poemerintah sibuk program - program pencitraaan diri dengan
menggunakan uang rakyat hanya untuk mensejahterakan petinggi - tinggi negara.
negara tidak lagi merupakan sarana untuk mensejahterakan diri bersama,
melainkan berubah menajdi alat untuk mensejahterakan diri sendiri, keluarga, dan
kelompoknya, hampir tidak ada perbedaan dengan perilaku jaman penjajahan asing
dahulu.
Warganegara
hanya menjadi objek untuk unjuk kuasa dari penguasa negara, hampir tidak pernah
berperan untuk menentukan segala sesuatu kepentingan bangsa dan negra. Warga
hanya harus tunduk dan disiplinkan oleh penguasa negara yang menanngap diri
sebagai pemilik negara dan boleh berlaku sewenang - wenang terhadap rakyat yang
dipimpinnya.
0 komentar:
Post a Comment