Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan
untuk menjadi pemimpin. Sejak Adam diciptakan sebagai manusia pertama yang
diturunkan ke Bumi , ia ditugasi sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana
termaktub dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi : “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat
Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.
Pemimpin merupakan kepercayaan yang diberikan kepada
seseorang untuk memberikan komando atau arahan kepada orang-orang yang telah
memberikan kepercayaan untuk mencapai tujuan tertentu, dengan harapan pemberi
kepercayaan tersebut akan lebih baik nasibnya dibandingkan dari kepemimpinan
sebelumnya. Peran pemimpin dalam suatu organisasi secara mikro dapat
mempengaruhi moral, kepuasan kerja dan kwalitas kehidupan kerja para bawahan,
yang pada akhirnya keberhasilan bawahan ini secara makro akan mempengaruhi
tingkat prestasi organisasi. Sebab perilaku organisasi sangat dipengaruhi oleh
perilaku setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut.
Dengan
modal tindakan sederhana, kita melihat para pemimpin yang menjanjikan harapan
perubahan.Ambil contoh Antanas Mockus, dulunya adalah rektor sebuah universitas
di Kolombia, lantas terjun sebagai politisi hingga sukses terpilih sebagai wali
kota Bogota.
Berangkat
ke kantor dan pulang kerja setiap hari Mockus naik sepeda.Tidak ada tujuan yang
ingin dicapai kecuali sekadar menunjukkan ada cara lain bertransportasi di
Bogota yang kelewat macet dan penuh polusi. Dia tidak cari muka, tidak pula
sok-sokan.Kebiasaannya yang bersahaja, jauh berbeda dengan politisi lain itu,
mengantar Mockus terpilih sebagai wali kota Bogota selama dua periode.
Selama
jadi wali kota, Mockus tidak pernah menanggalkan kebiasaannya bersepeda ke
kantor. Di Inggris, James Cameron, waktu masih menjadi anggota parlemen, setiap
harinya bersepeda ke kantor. Dalam kampanye sebagai calon perdana menteri, dia
mengajak masyarakat untuk aktif menggunakan sepeda, jalan kaki, serta naik
transportasi massal. Apa yang dia sampaikan pada saat kampanye dia contohkan
dalam kehidupan sehari-hari hingga akhirnya terpilih sebagai perdana menteri
Inggris.
Di
Indonesia, ketika Dahlan Iskan naik kereta rel listrik dan ojek untuk mengikuti
rapat kabinet di Istana Bogor,banyak pujian positif berdatangan. Dahlan
dianggap bersedia melihat akar sebuah persoalan langsung ke sumbernya dan
mengalami sendiri. Dahlan tidak hanya menunggu laporan dari bawahan. Moto
Dahlan menggugah semangat banyak orang untuk selalu kerja, kerja,dan kerja.
Wali Kota Solo Joko Widodo tidak mau lagi memakai mobil dinas Toyota Camry yang
nyaman.
Demi
penghargaan terhadap hasil karya anak bangsa, Joko memilih membeli mobil
rakitan siswa sekolah menengah kejuruan di Solo. Langkah Joko menuai pujian
banyak pihak. Belakangan,muncul usulan agar Dahlan Iskan dan Joko Widodo maju
dalam kontestasi pemilihan pemimpin di kancah yang lebih besar. Dahlan Iskan
dipandang layak bertarung dalam pemilihan presiden.
Sementara
Joko Widodo disebut potensial sebagai gubernur Jawa Tengah maupun DKI Jakarta.
Pilihan-pilihan yang diambil keempat pemimpin di atas menjadi contoh sederhana
betapa memberi teladan itu penting bagi publik. Mengambil tindakan sesuai akal
sehat masyarakat juga tidak kalah penting.Kuncinya komunikasi dengan publik,
bahwa apa yang dikatakan diteruskan dengan tindakan. Kadang kala, para pemimpin
kita lupa contoh-contoh yang sederhana ini.
Berkampanye
siap memimpin dengan jujur, nyatanya masih korupsi.Kampanyenya mengaku punya
keahlian dan kapabilitas, nyatanya bukti di lapangan tidak ada.Padahal, dalam
komunikasi dengan publik,apa yang disampaikan itu baru permulaan.Tingkah laku,
tindakan, dan keputusan akan lebih diingat dibandingkan dengan ucapan.
Barangkali benar seperti yang dikatakan guru manajemen Peter Drucker, leader is
who that make things happen.
Pemimpin
adalah seseorang yang menjadikan sesuatu terwujud dalam kenyataan. Publik
mengharapkan sosok yang memiliki kredibilitas. Ada lima inti kredibilitas yang
seharusnya dimiliki untuk bisa menjadi teladan. Lima yang penting itu adalah
keyakinan dan komitmen, integritas, keberanian serta kemauan bertanggung jawab,
keahlian,dan profesionalitas. Sifat-sifat seperti itulah yang akan menghasilkan
karakter kuat dan tangguh. Karakter yang diyakini akan mampu menghasilkan
rencana menjadi kenyataan.Dahlan Iskan dan Joko Widodo sadar sepenuhnya hal
ini.●
0 komentar:
Post a Comment