Peradaban kuno pada bagian barat Mesopotamia dan
tulisan-tulisan orang-orang Mesir Kuno sekitar tahun 1200 Sebelum Masehi
menunjukkan sudah adanya pengetahuan serta penggunaan manajemen untuk mengelola
soal-soal politik.
Hingga kurun waktu lebih pertengahan abad ke-18,
rakyat Eropa Barat pada dasarnya menggunakan metode-metode sama dan cara
berproduksi yang telah digunakan selama hampir 20 abad.
Kemudian, dalam beberapa dekade, dikemukakan orang
sejumlah penemuan-penemuan baru, hingga seluruh gambaran aktivitas industri
berubah oleh karenanya.
Periode baru tersebut yang lazim dinamakan “Revolusi Industri” menyebabkan makin
meluasnya penggunaan hubungan-hubungan baru antara majikan dan pekerja dan
dipisahkannya para konsumen dengan para produsen.
Fayol menekankan rasionalisme dan konsistensi logis. Di
samping itu pendekatan lain terhadap pemikiran manajemen mulai muncul. Pada
permulaan tahun 1930 misalnya orang makin lama makin menekankan pandangan bahwa
“manusia merupakan pertimbangan penting dalam manajemen; bahasa sasaran-sasaran
ditetapkan dan dicapai dengan dan melalui manusia “ dengan demikian konsep
penting dalam studi manajemen haruslah ‘manusia’. Lingkungan kerja mereka dan
hubungan-hubungan antar perorangan mereka.
Pada dasarnya pikiran pokok disini adalah bahwa
untuk entitas tertentu, semua aktivitas berkaitan satu sama lain dan dapat
diidentifikasi sebagai sistem-sistem independen yang membentuk sebuah pola atau
jalinan aktivitas-aktivitas yang berhubungan satu sama lain.
Dewasa ini terdapat macam-macam mashab atau aliran
manajemen yaitu :
1.
Mashab Manajemen Berdasarkan Kebiasaan (Management
By Custom School)
Penganut Mashab ini seringkali
mengamati apa yang dilakukan oleh para manajer yang “berkaliber” dalam keadaan
yang serupa seperti yang sedang dihadapi, kemudian mereka mengikuti contohnya
dengan jalan menerapkan teknik-teknik serta tindakan yang sama dalam pekerjaan
manajerial mereka.
2.
Mashab Manajemen Ilmiah ( Scintific Management
School)
Mashab ini menggunakan metode ilmiah
yang memverifikasi atau metode asumsi-asumsi dengan jalan melaksanakan
eksperimentasi secara terkendali.
Mashab manajemen ilmiah secara
historis berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomi seperti misalnya
: biaya, penggunaan waktu, dan efisiensi tetapi metode yang digunakannya
bersifat dasar dalam bidang riset ilmu-ilmu lainnya seperti misalnya : Ilmu
kimia, ilmu alam, ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan.
3.
Mashab Kelakuan (Behaviour School)
Menurut Mashab ini, titik vokal
penting daripada tindakan manajerial adalah kelakuan manusia, apa yang dicapai,
bagaimana hal tersebut dicapai dan mengapa hal tersebut dicapai dipandang
sehubungan dengan dampaknya dan pengaruhnya atas manusia yang dianggap sebagai
entitas penting daripada manajemen.
Mashab ini menekankan pula pengaruh
vital daripada lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelakuan.
4.
Mashab Sosial (The Sosial School)
Hal yang mendasari keyakinan Mashab
sosial ini adalah kebutuhan untuk memecahkan bebagai macam pembatasan yang
dihadapi oleh manusia dan lingkungan mereka. Biasanya digunakan sebuah kesatuan
sosial ideal, dimana manusia berkomunikasi secara efektif satu sama lain, dan
dimana mereka dengan sukarela membantu ke arah dicapainya tujuan umum.
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa
Mashab sosial menentukan interaksi serta kerja sama manusia bersama-sama
membentuk entitas sosial. Dengan menggunakan kelakukan organisasi maupun
rasionil dan pengembangan pengertian yang didasarkan atas penelitian-penelitian
empiris.
5.
Mashab Manajemen Sistem (System Management School)
Sistem-sistem merupakan intisari mashab
manajemen ini. Sebuah sistem dapat dianggap sebagai suatu keseluruhan yang
terorganisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan dengan cara
tertentu dan yang ditujukan ke arah tujuan tertentu.
Setiap sistem mempunyai sebuah
‘input’, sebuah ‘proses’ dan sebuah ‘output’ dan merupakan kesatuan yang
berkerja sendiri tetapi hal tersebut berkaitan pula dengan sebuah sistem yang
lebih luas dan lebih tinggi tingkatnya maupun dengan subsistem-subsistemnya
sendiri yang mewakili integrasi berbagai sistem tingkat lebih rendah.
6.
Mashab Manajemen Berdasarkan Keputusan-Keputusan
(Decisional Management School).
Pada mashab ini titik berat
diletakkan pada keputusan-keputusan manajerial. Menurut penganut mashab ini,
pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas sebenarnya pihak manajer.
Pembuat keputusan adalah manejer.
Banyak pihak beranggapan bahwa
sesuatu keputusan manajerial bukan saja mencakup hal ’apa yang harus dilakukan’
tetapi juga ‘bagaimana bila harus dilakukan’
7.
Mashab Pengukuran Kuantitatif (Quantitative
Measurement School)
Pada mashab ini, para penganutnnya
memandang manajemen sebagai sebuah entitas logis, yang tindakan-tindakannya
dapat dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol matematis, hubungan-hubungan
matematis dan data yang dapat diukur. Adalah penting untuk mengetahui bahwa
mashab ini terutama mementingkan persoalan-persoalan keputusan.
Adapun dua hal yang mencirikan mashab kuantitatif
ini :
1) Mengoptimalkan atau meminimalkan input-output
2) Penggunaan model-model matematis
8.
Mashab Proses Manajemen
Para penganut mashab ini menganggap
manajemen sebagai sebuah aktivitas yang terdiri daripada subaktivitas atau
fungsi-fungsi dasar manajemen yang merupakan sebuah proses manajemen. Proses
ini dianggap sebagai pokok essensial daripada manajemen dan umumnya dianggap
sebagai format efektif untuk studi bagi orang yang baru mulai mempelajari ilmu
manajemen.
Fungsi-Fungsi Fundamental Daripada Manajemen
1) Diperlukan adanya perencanaan atau planning.
2) Tugas membagi pekerjaan dan penetapan hubungan
serta tindakan mempertahankan hubungan oleh pihak manajer dikenal sebagai
pengoranisasian atau “organizing’.
3) Actuating merupakan tindakan “mengerakkan.
4) Controlling merupakan yakni sebagai pengawasan.
Proses Manajemen
Secara singkat dapat dikatakan bahwa proses manajemen adalah :
1) Perencanaan berarti tindakan mendeterminasi
sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan diikuti.
2) Pengorganisaian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan
antara kelompok yang ada dan menetapkan dan merinci hubungan-hubungan yang
diperlukan.
3) Menggerakkan berarti merangsang anggota-anggota
kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dengan kemauan baik dan secara
enthusias.
4) Mengawasi berarti mengawasi aktivitas-aktivitas
agar sesuai dengan rencana-rencana.
Manajemen merupakan suatu proses
yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaa, pengorganisasian,
menggerakkan, dan pengawasan, yang dilaksanakan untuk mendeterminasi serta
mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia serta sumber-sumber lain.
9.
Mashab Menejemen Menurut Keadaan (Contingency
Manajemen School).
Salah satu mashab relatif baru yang
muncul adalah mashab menejemen menurut keadaan. Para pengikutnya menekankan relevansi tindakan –tindakan menejerial dengan
ciri-ciri khusus, situasi dimana terjadi kejadian-kejadian tersebut, dinyatakan
bahwa menejemen harus sesuai dengan lingkungannya.
Sebenarnya kebanyakan menejer
mempertimbangkan situasi individual dalam melaksanakan tugas –tugas menejerial
mereka, tetapi mungkin mereka melupakan faktor- faktor situasional tertentu.
Sewaktu makin banyak pengetahuan diperoleh mengenai faktor –faktor apa yang
perlu diperhatikan, dalam situasi macam apa, maka kaliber menejemen akan
bertambah baik dan menejer tersebut akan dapat menjalankan menejemen dengan
kepastian yang lebih besar.
0 komentar:
Post a Comment