Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Friday, January 20, 2012

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANAJEMEN

Peradaban kuno pada bagian barat Mesopotamia dan tulisan-tulisan orang-orang Mesir Kuno sekitar tahun 1200 Sebelum Masehi menunjukkan sudah adanya pengetahuan serta penggunaan manajemen untuk mengelola soal-soal politik.
Hingga kurun waktu lebih pertengahan abad ke-18, rakyat Eropa Barat pada dasarnya menggunakan metode-metode sama dan cara berproduksi yang telah digunakan selama hampir 20 abad.
Kemudian, dalam beberapa dekade, dikemukakan orang sejumlah penemuan-penemuan baru, hingga seluruh gambaran aktivitas industri berubah oleh karenanya.
Periode baru tersebut yang lazim dinamakan “Revolusi Industri” menyebabkan makin meluasnya penggunaan hubungan-hubungan baru antara majikan dan pekerja dan dipisahkannya para konsumen dengan para produsen.
Fayol menekankan rasionalisme dan konsistensi logis. Di samping itu pendekatan lain terhadap pemikiran manajemen mulai muncul. Pada permulaan tahun 1930 misalnya orang makin lama makin menekankan pandangan bahwa “manusia merupakan pertimbangan penting dalam manajemen; bahasa sasaran-sasaran ditetapkan dan dicapai dengan dan melalui manusia “ dengan demikian konsep penting dalam studi manajemen haruslah ‘manusia’. Lingkungan kerja mereka dan hubungan-hubungan antar perorangan mereka.
Pada dasarnya pikiran pokok disini adalah bahwa untuk entitas tertentu, semua aktivitas berkaitan satu sama lain dan dapat diidentifikasi sebagai sistem-sistem independen yang membentuk sebuah pola atau jalinan aktivitas-aktivitas yang berhubungan satu sama lain.
Dewasa ini terdapat macam-macam mashab atau aliran manajemen yaitu :

1.      Mashab Manajemen Berdasarkan Kebiasaan (Management By Custom School)
Penganut Mashab ini seringkali mengamati apa yang dilakukan oleh para manajer yang “berkaliber” dalam keadaan yang serupa seperti yang sedang dihadapi, kemudian mereka mengikuti contohnya dengan jalan menerapkan teknik-teknik serta tindakan yang sama dalam pekerjaan manajerial mereka.

2.      Mashab Manajemen Ilmiah ( Scintific Management School)
Mashab ini menggunakan metode ilmiah yang memverifikasi atau metode asumsi-asumsi dengan jalan melaksanakan eksperimentasi secara terkendali.
Mashab manajemen ilmiah secara historis berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomi seperti misalnya : biaya, penggunaan waktu, dan efisiensi tetapi metode yang digunakannya bersifat dasar dalam bidang riset ilmu-ilmu lainnya seperti misalnya : Ilmu kimia, ilmu alam, ilmu jiwa dan ilmu kemasyarakatan.

3.      Mashab Kelakuan (Behaviour School)
Menurut Mashab ini, titik vokal penting daripada tindakan manajerial adalah kelakuan manusia, apa yang dicapai, bagaimana hal tersebut dicapai dan mengapa hal tersebut dicapai dipandang sehubungan dengan dampaknya dan pengaruhnya atas manusia yang dianggap sebagai entitas penting daripada manajemen.
Mashab ini menekankan pula pengaruh vital daripada lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelakuan.

4.      Mashab Sosial (The Sosial School)
Hal yang mendasari keyakinan Mashab sosial ini adalah kebutuhan untuk memecahkan bebagai macam pembatasan yang dihadapi oleh manusia dan lingkungan mereka. Biasanya digunakan sebuah kesatuan sosial ideal, dimana manusia berkomunikasi secara efektif satu sama lain, dan dimana mereka dengan sukarela membantu ke arah dicapainya tujuan umum.
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa Mashab sosial menentukan interaksi serta kerja sama manusia bersama-sama membentuk entitas sosial. Dengan menggunakan kelakukan organisasi maupun rasionil dan pengembangan pengertian yang didasarkan atas penelitian-penelitian empiris.

5.      Mashab Manajemen Sistem (System Management School)
Sistem-sistem merupakan intisari mashab manajemen ini. Sebuah sistem dapat dianggap sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan dengan cara tertentu dan yang ditujukan ke arah tujuan tertentu.
Setiap sistem mempunyai sebuah ‘input’, sebuah ‘proses’ dan sebuah ‘output’ dan merupakan kesatuan yang berkerja sendiri tetapi hal tersebut berkaitan pula dengan sebuah sistem yang lebih luas dan lebih tinggi tingkatnya maupun dengan subsistem-subsistemnya sendiri yang mewakili integrasi berbagai sistem tingkat lebih rendah.

6.      Mashab Manajemen Berdasarkan Keputusan-Keputusan (Decisional Management School).
Pada mashab ini titik berat diletakkan pada keputusan-keputusan manajerial. Menurut penganut mashab ini, pengambilan keputusan-keputusan merupakan tugas sebenarnya pihak manajer. Pembuat keputusan adalah manejer.
Banyak pihak beranggapan bahwa sesuatu keputusan manajerial bukan saja mencakup hal ’apa yang harus dilakukan’ tetapi juga ‘bagaimana bila harus dilakukan’

7.      Mashab Pengukuran Kuantitatif (Quantitative Measurement School)
Pada mashab ini, para penganutnnya memandang manajemen sebagai sebuah entitas logis, yang tindakan-tindakannya dapat dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol matematis, hubungan-hubungan matematis dan data yang dapat diukur. Adalah penting untuk mengetahui bahwa mashab ini terutama mementingkan persoalan-persoalan keputusan.
Adapun dua hal yang mencirikan mashab kuantitatif ini :
1)      Mengoptimalkan atau meminimalkan input-output
2)      Penggunaan model-model matematis

8.      Mashab Proses Manajemen
Para penganut mashab ini menganggap manajemen sebagai sebuah aktivitas yang terdiri daripada subaktivitas atau fungsi-fungsi dasar manajemen yang merupakan sebuah proses manajemen. Proses ini dianggap sebagai pokok essensial daripada manajemen dan umumnya dianggap sebagai format efektif untuk studi bagi orang yang baru mulai mempelajari ilmu manajemen.
Fungsi-Fungsi Fundamental Daripada Manajemen
1)      Diperlukan adanya perencanaan atau planning.
2)      Tugas membagi pekerjaan dan penetapan hubungan serta tindakan mempertahankan hubungan oleh pihak manajer dikenal sebagai pengoranisasian atau “organizing’.
3)      Actuating merupakan tindakan “mengerakkan.
4)      Controlling merupakan yakni sebagai pengawasan.
Proses Manajemen
Secara singkat dapat dikatakan bahwa proses manajemen adalah :
1)      Perencanaan berarti tindakan mendeterminasi sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan diikuti.
2)      Pengorganisaian adalah tindakan mendistribusi pekerjaan antara kelompok yang ada dan menetapkan dan merinci hubungan-hubungan yang diperlukan.
3)      Menggerakkan berarti merangsang anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dengan kemauan baik dan secara enthusias.
4)      Mengawasi berarti mengawasi aktivitas-aktivitas agar sesuai dengan rencana-rencana.
Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaa, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan, yang dilaksanakan untuk mendeterminasi serta mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.

9.      Mashab Menejemen Menurut Keadaan (Contingency Manajemen  School).
Salah satu mashab relatif baru yang muncul adalah mashab menejemen menurut keadaan. Para pengikutnya menekankan relevansi  tindakan –tindakan menejerial dengan ciri-ciri khusus, situasi dimana terjadi kejadian-kejadian tersebut, dinyatakan bahwa menejemen harus sesuai dengan lingkungannya.
Sebenarnya kebanyakan menejer mempertimbangkan situasi individual dalam melaksanakan tugas –tugas menejerial mereka, tetapi mungkin mereka melupakan faktor- faktor situasional tertentu. Sewaktu makin banyak pengetahuan diperoleh mengenai faktor –faktor apa yang perlu diperhatikan, dalam situasi macam apa, maka kaliber menejemen akan bertambah baik dan menejer tersebut akan dapat menjalankan menejemen dengan kepastian yang lebih besar.



PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANAJEMEN Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment