Masalah
yang berkaitan dengan pengolahan kegiatan sehari-hari, berulang-ulang, dan
menjadi kebiasaan. Datang tidak tepat waktu. Rapat yang molor. Janji yang tak
ditepati. Kegiatan yang tidak terkontrol. Perkataan yang tidak terkendali. Pekerjaan
yang tak beraturan. Kehilangan kunci motor, mobil, dan kehilangan waktu karena
meletakkan sembarangan. Gali lubang tutup lubang dalam berutang. Menunda hak-hak
orang lain. Menunda membayar utang, dan masih banyak deretan masalah bila
hendak digali terus-menerus.
Maintenance problem ini
berkenaan dengan pola yang dibangun dan dibiasakan. Pola pikir, pola makan,
pola hidup, pola kerja, pola tidur, pola belajar, maupun pola gaul. Jika seseorang
tidak menata ulang pola hidupnya, tidak menetapi, tidak menepatinya, dan akan
terus hidup dalam belenggu masalah. Sebagian orang justru menikmati
ketelanjuran, nyaman ddalam keburukan.
Untuk
menjadi baik, orang-orang beriman bisa menerima kebaikan tanpa ada penolakan
sama sekali. Sebab, kebaikan itu sesuai dengan fitrah dan nuraninya. Makanan bagi
ruhani. Ia merindukan kebaikan untuk memenuhi tuntutan ruhani, nurani dan
fitrahnya. Ini menunjukkan bahwa seorang
mukmin bisa menerima kebaikan tanpa ada penolakan sama sekali. Untuk menanamkan
dan menumbuhkembangkan kebaikan dibutuhkan pembiasaan. Ini karena kuatnya
pengaruh syahwat untuk melakukan penolakan.
Karena
itulah dibutuhkan komitmen tarbiyah untuk berubah dan menjaga perubahan,
memandu keberlangsungan kebaikan, seperti Nabi yang mengontrol para Sahabat dengan
pertanyaan inspiratif, “Siapakah yang pagi ini sudah menyantuni anak yatim…?”.
0 komentar:
Post a Comment