Bukanlah sebuah rahasia ketika melihat realitas negeri
kita saat ini, dan bukan pula hanya sebuah kata-kata atau retorika ketika kita
mengucap bahwa di negeri ini yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi
benar. Para koruptor mendapat hukuman yang ringan, sementara masyarakat kecil mendapat
hukuman yang berat, fakta hukum bukan lagi menjadi dasar pertimbangan dalam memutuskan
sebuah perkara, celakanya keyakinan hakim juga terkadang sarat dengan sebuah
kepentingan.
Penegakkan supremasi hukum di negeri yang kita cintai
ini berada pada titik yang sangat menghawatirkan, kejujuran tidak lagi
dihargai, kejahatan telah terorganisir dengan baik dan sebaliknya kebenaran
sangatlah sulit diorganisir dengan baik sehingga kejahatan dengan entengnya
dapat memangsa kebenaran.
Rakyat semakin sulit membedakan antara yang salah dan
yang benar, akibatnya rakyat semakin mudah untuk terjebak dengan berbagai
persoalan hidup. Baik hukum, sosial, eknomi dan lain sebagainya. Rakyat hanya
dijadikan sebagai simbol sebuah perjuangan di negeri ini oleh kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuannya, tapi ironisnya rakyat tidak pernah sadar
bahwa harkat dan martabatnya telah tergadaikan dengan harga yang sangat murah.
Rakyat yang bersalah harus dihukum sesuai dengan
aturan hukum yang berlaku, sementara kelompok-kelompok tertentu yang menguasai
perekonomian, politik dan kekuasaan sangatlah sulit tersentuh oleh penegakkan hukum.
Hal ini berarti bahwa rakyat yang mayoritas menghuni negeri ini seperti para
petani, nelayan, buruh dan kelompok masyarakat yang tidak memiliki kemampuan
ekonomi mapan, akan menjadi sasaran empuk bagi penegakkan hukum yang
menyimpang.
Salam.
ReplyDeleteKeadilan adalah barang mahal, karena ia hanya milik orang yang berduit, tentu bukan keadilan yang subtantif, tetapi pseudo keadilan. kultur budaya kita memang belum menghargai tipe keadilan yang sebenarnya. sebagian besar dari kita masih bersikap subyektif dalam memahami keadilan, ada gap defenisi keadilan antara orang berduit dan orang kere, penguasa dan rakyat, antara penindas dan tertindas. itulah lingkungan kita. keadilan adalah hanyalah komoditi disaat-saat orang berdiut membutuhkan dukungan ..
jadi untuk sekarang ini..kita masih minim fakta untuk melihat keadilan subtantif (sebenarnya)... tetapi selalu ada harapan untuk melihatnya, karena keseimbangan dunia hanya bisa didapat dengan berlakunya prinsip keadilan secara menyeluruh..
Salam.