Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Wednesday, December 28, 2011

REKRUTMEN ELIT DAN POLITIK (Elite and Political Recruitment)


Kredibilitas seorang elit sebagian besar ada pada tingkat keterwakilannya. Berbagai lapisan masyarakat haruslah mempunyai kesempatan formal untuk membuat keputusan dan juga ikut menikmati status elit politik. Pengrekrutan elit pada  dasarnya merupakan fungsi sentral dari sistem politik. Sistem rekruitmen politik memiliki keragaman yang tidak terbatas walaupun terdapat dua cara khusus yaitu seleksi pemilihan melalui ujian dan latihan. Metode lain yang sudah berjalan lama dan hampir berlaku umum yang terdapat pada banyak sistem politik adalah perebutan kekuasaan dengan menggunakan kekerasan.
Penggulingan dengan kekerasan suatu rezim politik berlangsung dengan kudeta, revolusi, intervensi militer dari luar, atau kerusuhan rakyat, merupakan cara efektif  untuk mengadakan perubahan secara radikal personil-personil dalam partisipasi politik.
Selain syarat-syarat pengrekrutan yang biasanya diasosiasikan dengan perubahan-perubahan personil yang ekstensif terdapat cara-cara lain yang lebih sering diasosiasikan dengan pengrekrutan yang berkesinambungan dari tipe personil yang sama. Salah satu alat yang digunakan dalam hal ini adalah strategi patronase, yaitu suatu sistem yang dianggap masih penting sampai dengan saat sekarang di berbagai negara sedang berkembang. Patronase tersebut merupakan bagian dari suatu sistem penyuapan dan sistem korupsi.
Sistem patronase ini sebagian dianggap merupakan suatu metode yang sangat mapan untuk mempengaruhi pelaksanaan kekuasaan politik melalui beberapa taraf pengontrolan terhadap hasil-hasil dari pemilihan umum, dan merupakan dukungan dalam parlemen yang berlangsung diantara pemilihan umum. Sebagian lagi merupakan sarana bagi pengrekrutan politik, karena untuk masuk menjadi parlemen hampir selalu dapat dipastikan selalu memakaisistem patronase.
Akan tetapi adalah sangat menyesatkan untuk beranggapan bahwa patronase tersebut khusus dibuat secara pasti untuk dapat memperoleh dan mempertahankan pengawasan politik. Karena sistem ini hanyalah merupakan perkembangan dari praktek-praktek yang telah lama berjalan yang memiliki tujuan bermacam-macam.
Dalam sistem patronase, kenaikan pangkat dapat diberi oleh individu-individu yang mencari jabatan, juga terdapat imbalan hadiah-hadiah bagi individu-individu yang mau bertindak tertentu. Karena itu, sistem patronase tersebut tidak menjamin pengrekrutan pemegang-pemegang jabatan yang cocok baik secara politik maupun diukur dari kemampuannya.
Suatu metode yang lebih terbatas dimana pemimpin-pemimpin yang ada dapat membantu pelaksanaan pengrekrutan tipe pemimpin tertentu adalah dengan jalan “kooptasi”. Hal ini dapat dipraktekkan untuk pemilihan anggota-anggota baru secara tepat kooptasi itu meliputi pemilihan seseorang ke dalam suatu badan oleh anggota-anggota yang ada, dan walaupun hal ini hampir umum terdapat dalam lembaga-lembaga politik namun kurang umum terjadi dalam arti sesungguhnya pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi para pemegang jabatan.
Bagaimanapun juga cara-cara pemilihan yang dipakai dalam sistem politik sebagai sarana untuk memilih politikus dan pemegang jabatan administratif, saat ini akan menjadi perhatian banyak pihak.
Suatu pemilihan dapat dinyatakan  sebagai sarana untuk memilih di antara dua alternatif atau lebih dengan jalan pemberian suara, akan tetapi dengan mengatakan hal sedemikian ini penting untuk mengakui adanya keanekaragaman yang tiada terbatas pada sistem-sistem pemilihan. Sistem-sistem tersebut dapat berbeda sejauh hal itu mengenai pemilihan para pemegang jabatan yaitu berkenaan siapa yang dipilih, oleh siapa, dan bagaimana cara memilihnya.
Beberapa masalah yang muncul dalam pengrekrutan politik di dalamnya yang akan lebih berperan dan berpengaruh adalah sistem pengadaan dalam proses tersebut, karena peristiwa pengrekrutan tersebut merupakan bidang yang lebih sulit untuk diselidiki jika dibandingkan dengan permintaannya. Pokok permasalahan dalam pengadaan adalah menemukan masalah apa yang mendesak bagi individu untuk mencari atau menarkan diri bagi jabatan politik dan jabatan administratif. Prewith (Imawan, 2001) mengatakan bahwa “dalam hal pengrekrutan politik, variabel yang sangat menetukan adalah keterbukaan terhadap politik, sejauhmana individu berurusan dengan fenomena politik, bahwa para pemimpin politik mengalami keterbukaan yang lebih besar terhadap politik daripada rakyat umum”.
Pola pengrekrutan elit mencerminkan dan mempengaruhi masyarakat, sebagai suatu “dependent variable” (variabel yang tidak terbatas). Pola ini mengungkapkan sistem nilai dari masyarakat dan tingkat konsistensi dan kontradiksinya, tingkat dan tipe keanggotaan  sistem itu, dasar stratifikasi sosial dan arti artikulasinya dengan sistem politik serta struktur dan perubahan dalam peranan-peranan politik.
Rekruitmen politik yang terbuka untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan suatu sistem rekruitmen politik yang terbuka, artinya setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan tertentu.

REKRUTMEN ELIT DAN POLITIK (Elite and Political Recruitment) Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment