Kesejahteraan Rakyat, Antara Cita dan Realitas

Wednesday, February 22, 2012

APLIKASI DAN BIAYA DEMOKRASI DI INDONESIA

Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk di Asia Tenggara Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya, mungkin kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu. Tapi dibalik kebanggan itu, ada hal yang menyedihkan. Yaitu, taraf hidup yang begitu mahal di negeri ini.
System politik Indonesia dalam system Demokrasi yang dijunjung tinggi belum bisa menjawab kebutuhan dasar masyarakat. Sekarang, jika kita berbicara tentang Demokrasi, pasti akan lahir berbagai pengertian tentang demokrasi, dari pengertian yang dasar samapi pengertian yang sanagt rumit dimenegrti. Hari-hari kita di media massa baik cetak maupun elektronik terus membahas tentang demokrasi. Tidak sedikit yang mengatakan kalau demokrasi di Indonesia berbeda dengan Demokrasi yang ada di negara-negara lain.
Aplikasi Demokrasi Indonesia Belum memilki batas kewajaran. Tidak adanya garansi system demokrasi di Indonesia itu dalam aplikasinya mampu diperkirakan menghasilkan standar batas kewajaran yang memberikan ketenangan bagi masyarakat. Tempat untuk memposisikan system demokrasi yang mampu menghasilkan landasan hukum yang bersifat menyeluruh untuk kepentingan semua kelompok tidak ada wujudnya. Kebanyakan memebrikan konsep demokrasinya dengan cara tidak demokratis bahkan sampai menutup diri dari kelompok lain. Sungguh mengherankan dan bertolak belakang dengan Individu dan masyarakat di Indonesia, lebih mengarah kepada kepentingan kelompok dan pemahaman kelompoknya. Dilihat secara hukum hal tersebuti tertolak dengan prinsip demokrasi itu sendiri.
Demokrasi tentunya lebih mengede[ankan kepentingan semua golongan, menciptakan tatanan sosial yang baik, melahirkbanyak ide yang kemudian dimusyawarahkan bersama, membangun silaturahmi antari Individu dan masyarakat, saling memberi dan menerima, konflik postiv yang menambah keaneka ragaman. Demokrasi dijalankan bersama dalam untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. 
Demokrasi tidak membuat kita jadi anti sosial, karena demokrasi tidak di buat oleh seorang atau beberapa orang tertentu saja, menyelesaikan masalah tentunya dengan tidak melahirkan masalah baru. Perlu adanya batasan dalam diri kita. Yaitu akal sehat (ihsan) dan hati nurani yang bersih (dhamier) system demokrasi kita akan berjalan dengan baik jika itu terjadi. Jika dalam Demokrasi kita masih mengedepankan kepentingan kelompok maka konflik tidak akan usai. Standar demokrasi kita harus dipahami secara menyeluruh. 
Pernahkah kita menghitung biaya semokrasi di negeri ini, mungkin hamper tidak pernah, tapi kalau dikira-kira. Pasti biayanya begitu mahal. Semenjak negara ini merdeka dan menjalankan demokrasinya, konflik demokrasi di negeri ini tak pernah usai, bahkan parahnya membawa kepada kerusakan system demokrasi kita. Para actor demokrasi tidak pernah berhenti dan merasa harus berhenti untuk menciptakan tabrakan dalam demokrasi
Irama Demokrasi negeri ini selalu menciptakan ketidak jelasan diberbagai aspek kehidupan. Actor-aktor demokrasi terus berputar dengan masalah yang diulang terus menerus. Perkembangan demokrasi hampir melupakan hal yang terpenting yang dibutuhkan bangsa ini. 
Sabgat banyak sumner daya kita yang habis untuk kepentingan demokrasi. Biaya begitu sangat banyak ‘trilyunan rupiah’ jika hal tersebut diprioritaskan untuk masyarakat, tentunya lebih baik.  Belum ada seseorang pemimpin bangsa ini menjadi pemimpin untuk semua golongan yang ada. Demokrasi Indonesia membuang banyak sumber daya.  Legalitas Demokrasi Yang Kacau Atas nama demokrasi, banyak yang menjadikan alat untuk mengintimidasi oaring atau kelompok lain. Hamper tidak ada yang berbicara menggunakanb kata0kata yang sopan untuk memberikan kritikan terhadap orang atau kelompom yang berbeda pandangan.
Manjadi veto kebenaran dan hak menilai nbaik buruknya orang atau kelompok lain. Seolah kita bukan ada dalam satau negara. Karena hamper banyak juga adanya kelompok lebih asyik mengurusi demokrasi negara lain dari pada negaranya sendiri.
Mengkalaim rakyat, negara, agama dan lain-lain menjadi kebiasaan yang hamper kita temukan di mana-mana. Banyak yang berkata membawa nama negara, rakyat, agama banhkan sukunya, walau tidak menyangkut hal-hal yang menyeluruh untuk kepentingan nama yang dibawanya. Menkonsolidasi jumlah masyarakat yang begitu besar utnuk kepentingan kelompok atau individu tertentu.
Klaim kebenaran pada dirinya dan kelompoknya sudah menjadi hal yang mudah didapatkan di negeri ini. Demokrasi diartikan sesuai dengan kepentingan dirinya dan kelompoknya sendiri. Demokrasi yang dibuat untuk kepentingannya sendiri dan dipaksakan menjadi nkepentingan orang banyak.
Kebebasan yang membuat orang lain tidak bebas. Beberapa actor demokrasi menumbuhkan warna dengan warna suku, agama dan ras.  aktor demokrasi seperti inilah yang sesungguhnya merusak demokrasi. Dilemanya demokrasi Indonesia meningkat dengan banyaknya jumlah jumlah kepentingan yang dipaksakan dan tidak ada sekali keinginan untuk disatukan. Kebersamaan dan kesatuan menjadi sulit ditemukan di negeri ini, padahal itu adalah kekuatan, meskipun tiu menyangkut hal-hal krusial seperti kesejehteraan rakyat..

APLIKASI DAN BIAYA DEMOKRASI DI INDONESIA Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Realitas Sosial

0 komentar:

Post a Comment