Indonesia dalam bayang-bayang
kehancuran, kalimat itulah yang pantas diucapkan ketika kita melihat kondisi
Bangsa Indonesia saat ini. Bangsa yang dulu disegani karena semangat jiwa
patriotiosme Masyarakatnya, bangsa yang kaya akan seni dan budayanya, bangsa
yang kaya akan Sumber daya alamnya, sekarang hanyalah bangsa yang gersang, baik
secara fisik maupun mental masyarakatnya.
Secara fisik, bangsa
Indonesia saat ini mengalami perubahan yang sangat tajam, dan dapat dilihat
dari banyaknya pengrusakan lingkungan, perambahan hutan dan lain-lain. Dan dari
segi mental, bangsa Indonesia mengalamai pergeseran nilai yang sangat
signifikan, yang dapat dilihat dengan terjadinya disparitas sosial, pemerkosaan
hak-hak hidup, penindasan, kesewang-wenangan, Kolusi, korupsi dan nepotisme.
Monopoli, kolusi, korupsi dan nepotisme sedari
sang diktator Soeharto sampai saat ini merupakan komoditas yang surplus.
Relasinya dengan tekstual teologi pembebasan yang bersinggungan dengan wacana
agama sangat jelas yaitu, pembebasan aspek atau dimensi sosial dari teologi
pembebasan melarang keras adanya eksploitasi dan manipulasi diberbagai bidang,
baik secara fisik maupun psikis oleh dan/atau siapapun.
Perjalanan bangsa kita ke depan masih merupakan jalan
yang terjal dan mendaki. Tantangan kita tetap cukup berat, sekalipun proses
reformasi total sudah berjalan sekitar tiga belas tahun. Kita masih saja berada dalam krisis
multi dimensi, walaupun beberapa hasil reformasi itu sesungguhnya untuk
sebagian sudah dapat kita rasakan.
Beberapa agenda
reformasi yang belum tercapai, bahkan seperti makin jauh, adalah penegakan
pemerintahan yang bersih dan penegakan supremasi hukum. Korupsi tetap saja
merajalela dan hukum seringkali hanya ada dalam teori dan pidato, tidak ada
dalam dunia nyata.
Di samping itu karena
pemulihan ekonomi tetap tidak kunjung tiba, pengangguran juga sangat meluas,
harga-harga barang makin sulit dijangkau oleh sebagian besar rakyat dan rasa
aman dirasakan kurang, maka buat kebanyakan masyarakat reformasi dianggap telah
gagal. Saya yakin reformasi tidak gagal. Tetapi ia berjalan tersendat dan
terantuk-antuk..***
0 komentar:
Post a Comment